Memastikan Hak Kesehatan Anak Demi Generasi Emas Indonesia 2045

Jumat, 21 November 2025 | 10:32:50 WIB
Memastikan Hak Kesehatan Anak Demi Generasi Emas Indonesia 2045

JAKARTA - Peringatan Hari Anak Sedunia (World Children’s Day) 2025 membawa pesan penting tentang hak anak atas kesehatan. 

Dengan tema global “My Day, My Rights” dari WHO dan UNICEF, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menempatkan momentum ini sebagai pengingat bahwa setiap anak berhak tumbuh sehat, aman, dan didengar.

Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan bahwa hak kesehatan anak merupakan bagian dari Konvensi Hak-Hak Anak PBB, yang mencakup lebih dari sekadar bebas dari penyakit. 

Hak tersebut meliputi akses layanan kesehatan berkualitas, gizi optimal, lingkungan yang aman dan bersih, serta kesempatan bagi anak untuk menyuarakan pendapat terkait hal-hal yang memengaruhi hidup mereka.

Dalam keterangan pers pada Kamis Piprim menyatakan, “Anak yang sehat adalah fondasi dari SDM unggul sebuah bangsa.” Ia menambahkan bahwa prinsip-prinsip yang diusung IDAI sejalan dengan agenda pemerintah dalam ASTA CITA Kabinet Merah Putih.

Arah Kebijakan dan Dukungan terhadap ASTA CITA Pemerintah

IDAI menilai bahwa peningkatan kualitas manusia Indonesia membutuhkan investasi sejak dini, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pemenuhan gizi seimbang, imunisasi lengkap, dan stimulasi tumbuh kembang menjadi fondasi penting untuk mencetak generasi unggul.

Selain itu, pemerataan layanan kesehatan anak menjadi agenda utama. IDAI mendorong peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) agar akses kesehatan anak semakin merata.

IDAI juga menyoroti bahwa kemiskinan masih menjadi akar dari berbagai persoalan kesehatan anak, seperti stunting, gizi buruk, hingga terbatasnya akses fasilitas kesehatan. Karena itu, program bantuan sosial harus dibarengi intervensi kesehatan spesifik agar masalah dasar anak dapat tertangani dengan baik.

Pada saat yang sama, IDAI menyatakan kesiapan mendukung pemerintah dalam penguatan regulasi dan kebijakan pro-anak. Termasuk di dalamnya pembatasan makanan tinggi gula, garam, dan lemak (GGL), perlindungan anak dari iklan rokok, serta penguatan sistem surveilans penyakit anak.

Tantangan Kesehatan Anak Indonesia yang Masih Mendesak

Di tengah upaya besar memperbaiki layanan kesehatan anak, IDAI menilai masih banyak tantangan yang perlu ditangani secara serius.

Masalah stunting dan gizi menjadi perhatian utama. Percepatan penurunan prevalensi stunting harus didorong melalui edukasi berkelanjutan mengenai gizi 1000 HPK, ASI eksklusif, serta pemberian MPASI yang tepat.

Cakupan imunisasi juga masih menghadapi kendala. Meski IDAI aktif dalam Program Imunisasi Nasional serta giat melawan hoaks dan misinformation terkait imunisasi, distribusi vaksin di beberapa daerah terpencil masih belum optimal. Minimnya dukungan dari pemerintah daerah dalam penyediaan obat-obatan juga menjadi hambatan tersendiri.

Tak hanya kesehatan fisik, kesehatan jiwa anak kini menjadi isu yang semakin mengemuka. Tekanan era digital, perundungan (bullying), serta dampak berkepanjangan dari pandemi memperbesar risiko gangguan psikologis pada anak. IDAI mendorong layanan kesehatan jiwa agar lebih terintegrasi di tingkat pelayanan primer.

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti obesitas, alergi, dan asma juga meningkat. IDAI menilai bahwa pola hidup sehat dan aktivitas fisik harus dibiasakan sejak dini agar risiko ini dapat ditekan.

Tak kalah penting, perlindungan anak dari kekerasan dan eksploitasi terus menjadi perhatian. Melalui Satgas Perlindungan Anak dan Satgas Remaja, IDAI berperan dalam identifikasi, pelaporan, dan tata laksana kasus kekerasan terhadap anak, sekaligus melakukan advokasi untuk pencegahan.

Seruan IDAI untuk Pemerintah, Orang Tua, dan Masyarakat

Dalam semangat “My Day, My Rights”, IDAI menyerukan kepada pemerintah untuk memperkuat alokasi anggaran kesehatan anak serta membangun sistem kesehatan yang melindungi anak dari produk berisiko tinggi bagi kesehatan.

IDAI juga mengajak orang tua menjadi mitra terbaik bagi anak. Pemenuhan hak anak atas gizi yang baik, pengasuhan penuh kasih, stimulasi optimal, hingga imunisasi lengkap menjadi tanggung jawab penting dalam keluarga.

“Dengarkan suara mereka dan libatkan dalam keputusan yang menyangkut kesehatannya,” tegas Dr. Piprim.

Masyarakat pun diminta berperan menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak. Akses informasi kesehatan yang akurat harus diperkuat, dan stigma terhadap anak dengan penyakit tertentu harus dihentikan.

Dr. Piprim kembali mengingatkan bahwa, “Setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, berhak untuk sehat, tumbuh kembang optimal, dan terlindungi. Memastikan hak-hak ini terpenuhi bukan hanya tanggung jawab orang tua dan tenaga kesehatan, tetapi komitmen bersama sebagai bangsa.”

Sekretaris Umum PP IDAI, Hikari Ambara Sjakti, menegaskan bahwa IDAI akan terus bersinergi dengan pemerintah sesuai arah ASTA CITA untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045—generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Terkini