JAKARTA - Bayang-bayang perpisahan mulai menyelimuti AS Roma. Di tengah ambisi bersaing di papan atas Serie A 2025/2026, klub asal ibu kota Italia itu kini dihadapkan pada persoalan krusial: masa depan Paulo Dybala yang belum menemui kejelasan.
Hingga akhir Oktober 2025, belum ada pembicaraan resmi antara Roma dan perwakilan Dybala terkait kontrak baru. Padahal, kontrak penyerang asal Argentina itu akan berakhir pada Juni 2026, yang artinya klub hanya punya waktu delapan bulan sebelum risiko kehilangan sang bintang secara gratis menjadi kenyataan.
Situasi ini tak hanya menimbulkan spekulasi di kalangan media Italia, tetapi juga kekhawatiran di kalangan suporter Roma. Pasalnya, Dybala telah menjadi ikon penting di Stadio Olimpico sejak kedatangannya dari Juventus pada 2022 lalu.
Direktur Roma, Frederic Massara, akhirnya angkat bicara. Dalam pernyataannya jelang laga kontra Parma, ia menegaskan bahwa klub belum membuka negosiasi kontrak baru baik dengan Dybala maupun kapten tim, Lorenzo Pellegrini.
“Kami menyadari situasinya, tetapi saat ini kami fokus pada pertandingan,” ujar Massara kepada Calciomercato.com.
Roma Belum Bergerak karena Tekanan Finansial
Frederic Massara tidak menutup-nutupi alasan di balik mandeknya negosiasi dengan dua pemain penting itu. Menurutnya, situasi finansial klub menjadi faktor utama yang membuat manajemen berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Roma harus menjaga keseimbangan antara ambisi di lapangan dan stabilitas ekonomi. Meski performa di bawah Daniele De Rossi menunjukkan tren positif, klub tetap terikat dengan regulasi Financial Fair Play (FFP) yang ketat.
“Kami harus berhati-hati dalam setiap langkah agar klub tetap stabil secara ekonomi tanpa mengorbankan performa tim,” tegas Massara.
Sejak diambil alih oleh Friedkin Group, Roma memang berusaha menata kembali keuangannya setelah sempat mengalami defisit besar pada era sebelumnya. Langkah-langkah efisiensi diberlakukan, termasuk dalam urusan gaji dan transfer pemain.
Dalam konteks itu, perpanjangan kontrak Dybala — yang saat ini memiliki salah satu gaji tertinggi di tim — jelas bukan keputusan ringan. Klub harus menimbang antara nilai kontribusi sang pemain dan kemampuan finansial untuk mempertahankannya.
Fokus Tetap pada Kompetisi, Bukan Negosiasi
Meski rumor soal kontrak Dybala terus bergulir, Roma memilih tetap fokus pada kompetisi. Frederic Massara memastikan bahwa seluruh pemain tetap menunjukkan profesionalisme di tengah situasi yang belum pasti.
“Para pemain yang kontraknya akan berakhir menunjukkan profesionalisme luar biasa dan komitmen kuat kepada klub,” kata Massara.
“Saat ini, kami belum memulai diskusi apa pun untuk bernegosiasi dengan mereka.”
Sikap ini mendapat apresiasi dari pelatih Daniele De Rossi, yang disebut berhasil menjaga atmosfer ruang ganti tetap stabil. Roma masih bersaing di papan atas klasemen Serie A, berjarak tipis dari zona Liga Champions.
Bagi Massara, hal terpenting adalah menjaga konsentrasi tim agar tidak terganggu oleh isu eksternal. Negosiasi kontrak, katanya, akan dibicarakan pada waktu yang tepat — mungkin setelah musim berjalan lebih stabil.
Dybala dan Pellegrini, Dua Pilar yang Terancam Pergi
Kedua pemain yang kontraknya belum jelas, Paulo Dybala dan Lorenzo Pellegrini, merupakan fondasi utama dalam proyek De Rossi.
Dybala, yang kini berusia 31 tahun, sudah tampil dalam delapan pertandingan musim ini dengan kontribusi dua gol dan satu assist. Meski sempat diganggu cedera, pengaruhnya di lapangan masih sangat signifikan.
“Dybala selalu menjadi pemain yang membuat perbedaan, baik melalui kreativitasnya maupun kehadirannya di momen-momen penting,” tulis laporan Gazzetta dello Sport sebelumnya.
Sejak didatangkan secara gratis dari Juventus pada musim panas 2022, Dybala langsung mencuri hati publik Olimpico dengan gaya bermain elegan dan loyalitasnya. Ia bahkan menjadi simbol kebangkitan Roma setelah periode sulit.
Sementara itu, Lorenzo Pellegrini, kapten sekaligus pemain asli akademi Roma, juga tengah menghadapi situasi serupa. Meski baru mencetak satu gol sejauh musim ini, kontribusinya sangat vital — terutama saat mencetak gol kemenangan atas Lazio dalam derby della Capitale bulan September lalu.
“Gol ke gawang Lazio itu bukan sekadar kemenangan, tapi simbol dari semangat Roma,” tulis Il Messaggero.
Namun, tanpa kontrak baru, masa depan dua sosok penting ini masih menggantung. Jika tak ada kemajuan hingga pertengahan musim, besar kemungkinan mereka akan menjadi incaran klub-klub besar Eropa yang siap menawarkan kontrak lebih menggiurkan.
AS Roma di Persimpangan Jalan
Kondisi Roma saat ini menggambarkan dilema klasik klub modern: mempertahankan pemain bintang atau menjaga stabilitas keuangan. Di satu sisi, Dybala dan Pellegrini adalah pilar yang membangun karakter tim. Di sisi lain, beban finansial klub tak memungkinkan perpanjangan kontrak dengan nilai besar tanpa konsekuensi jangka panjang.
Situasi ini membuat para penggemar waswas. Mereka khawatir sejarah akan terulang — seperti ketika Roma kehilangan ikon seperti Francesco Totti dan Daniele De Rossi karena konflik internal dan kebijakan manajemen yang keras.
Namun, berbeda dengan masa lalu, kali ini manajemen tampak lebih terbuka dan berhati-hati dalam komunikasi publik. Frederic Massara menegaskan bahwa semua keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan klub jangka panjang.
Sementara itu, Dybala sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai masa depannya. Beberapa media Italia menyebutkan bahwa pemain berjuluk La Joya itu ingin tetap bertahan di Roma, tetapi menunggu kejelasan proyek jangka panjang klub sebelum mengambil keputusan.
Jika negosiasi benar-benar tak segera dimulai, Dybala bisa saja bebas bernegosiasi dengan klub lain mulai Januari 2026. Artinya, hitung mundur menuju potensi perpisahan sudah dimulai.
Roma Harus Bergerak Cepat
AS Roma kini berada di titik krusial. Dengan performa tim yang mulai stabil dan semangat baru di bawah De Rossi, mempertahankan sosok seperti Dybala dan Pellegrini akan menjadi kunci kesinambungan proyek jangka panjang.
Namun, semua kembali pada kemampuan finansial klub. Jika negosiasi tak segera dilakukan, La Joya bisa menjadi nama besar berikutnya yang meninggalkan Olimpico dengan status bebas transfer — skenario yang jelas ingin dihindari semua pihak.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                
             
                
             
                                                      
                                                    
                                                      
                                                    
                                                      
                                                   .jpg)