Pengalaman Pendaki

Pengalaman Pendaki di Ranu Kumbolo Saat Erupsi Semeru

Pengalaman Pendaki di Ranu Kumbolo Saat Erupsi Semeru
Pengalaman Pendaki di Ranu Kumbolo Saat Erupsi Semeru

JAKARTA - Sebanyak 129 pendaki bermalam di Ranu Kumbolo ketika Gunung Semeru erupsi pada Rabu, 19 November 2025. 

Menurut Langit Mahameru Adv, area tersebut aman karena berada di utara Semeru, sementara erupsi mengarah ke tenggara. Awalnya, para pendaki berencana turun pada malam itu, namun hujan deras membuat mereka menunda hingga Kamis pagi.

Koordinasi dan Evakuasi Pendaki

Selama bermalam, pendaki terus berkomunikasi dengan petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) untuk mendapatkan arahan turun. Kamis pagi, semua pendaki berhasil dievakuasi menuju Ranupani. Total jumlah yang berada di Ranu Kumbolo semula 187 orang, termasuk tim kementerian, pemandu, porter, dan petugas.

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memastikan para pendaki dalam kondisi aman. Personel Basarnas, relawan, pemandu, dan petugas TNBTS bekerja sama untuk evakuasi dengan aman.

Penutupan Jalur Pendakian Semeru

Balai Besar TNBTS menutup jalur pendakian Gunung Semeru (Ranu Kumbolo) menyusul kenaikan status gunung dari Level II (Waspada) ke Level IV (Awas) pada 19 November 2025 pukul 17.00 WIB. 

Keputusan ini juga mempertimbangkan radius bahaya PVMBG, yakni 8 km dari puncak dan 20 km ke selatan–tenggara. Calon pendaki bisa melakukan reschedule tiket melalui bromotenggersemeru.id.

Aktivitas Gunung dan Imbauan Warga

Erupsi Semeru terjadi pukul 16.00 WIB dengan kolom letusan setinggi 2.000 meter di atas puncak 5.676 mdpl. Luncuran awan panas mencapai 7 km ke arah selatan–tenggara.

Gunung Semeru tercatat mengalami 32 kali gempa guguran, 25 kali gempa letusan, satu gempa embusan, dan satu gempa tektonik jauh dalam enam jam terakhir. Cuaca saat itu mendung dengan angin lemah.

Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengimbau warga zona merah untuk segera mengungsi ke lokasi aman, khususnya Desa Sumberwuluh, Jugosari, Kecamatan Candipuro, dan Kecamatan Pronojiwo.

Keselamatan dan Persiapan Pendaki

Para pendaki disarankan selalu mengikuti arahan PVMBG dan TNBTS terkait zona bahaya. Cuaca ekstrim dan jalur licin dapat meningkatkan risiko longsor. 

Dengan koordinasi yang baik antara pendaki, petugas, dan tim SAR, evakuasi berjalan lancar. Kisah ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan kesiapan menghadapi bencana alam saat mendaki.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index