JAKARTA - Timnas Indonesia masih berada dalam fase transisi setelah PSSI sepakat berpisah dengan Patrick Kluivert dan jajaran stafnya. Keputusan ini diambil menyusul kegagalan Skuad Garuda menembus putaran final Kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan Maarten Paes dan kolega menelan dua kekalahan beruntun di putaran keempat.
Di tengah kondisi ini, sejumlah nama muncul sebagai kandidat pelatih baru, termasuk mantan juru taktik Garuda, Shin Tae-yong. Salah satu pihak yang vokal mendorong kembalinya pelatih asal Korea Selatan itu adalah Andre Rosiade, penasihat Semen Padang dan calon Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023–2027.
Menurut Andre, PSSI sebaiknya melakukan evaluasi menyeluruh sebelum kembali menggandeng Shin Tae-yong. Ia menyebutkan bahwa langkah ini bukan sekadar nostalgia, tetapi juga soal efisiensi dan kondisi keuangan federasi saat ini.
“Saya menawarkan proposal yang objektif dan rasional, pertama lakukan evaluasi. Yang kedua saya mengusulkan CLBK dengan Shin Tae-yong,” ungkap Andre Rosiade di Cibis, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025) sore.
Efisiensi Jadi Pertimbangan Utama
Andre menilai menunjuk kembali Shin Tae-yong akan menjadi langkah efisien bagi PSSI. Dengan perubahan struktur pendanaan federasi pasca-Erick Thohir, aliran APBN tidak lagi mengalir ke PSSI, sehingga manajemen perlu berhemat.
“Apa alasan saya mengusulkan CLBK dengan Shin Tae-yong? Banyak hal. Pertama, setelah ketua umum PSSI Pak Erick Thohir jadi mempora, otomatis PSSI enggak dapat APBN lagi,” jelas Andre.
“Karena enggak mungkin dong mempora yang melola APBN untuk menyerahkan APBN untuk dikelola lagi oleh Ketua Umum PSSI namanya Erick Thohir. Jadi, uang masuk PSSI dari APBN itu udah hilang. Untuk itu kita harus lakukan apa? Efisiensi,” sambungnya.
Dengan efisiensi sebagai pertimbangan utama, Andre melihat kembalinya Shin Tae-yong sebagai opsi realistis. Langkah ini memungkinkan PSSI tetap kompetitif tanpa menambah beban keuangan yang signifikan.
Tak Perlu Signing Fee, Beban Finansial Berkurang
Selain efisiensi, Andre menekankan keuntungan finansial lain dari mengontrak Shin Tae-yong. Saat ini, pelatih asal Korea Selatan itu sedang tanpa klub setelah dilepas oleh Ulsan HD di Korea Selatan. Situasi ini berarti PSSI tidak perlu membayar biaya tambahan seperti signing fee.
“Salah satu keuntungan kita memilih STY, PSSI tidak perlu membayar signing fee itu. Yang kedua, kompensasi kita bayar STY itu bisa dikonversi jadi gajian STY sampai Piala Asia 2027,” jelas Andre.
Pendekatan ini memungkinkan PSSI mengalokasikan dana secara lebih strategis, sekaligus memberi pelatih target jangka panjang untuk membangun Timnas Indonesia.
Target Jelas untuk Pelatih Baru
Andre juga menekankan pentingnya target yang terukur bagi siapapun pelatih yang akan menangani Timnas Indonesia ke depan. Menurutnya, batasan pencapaian ini krusial agar performa tim tetap terjaga dan manajemen memiliki alat ukur keberhasilan.
“Wajib juara AFF misalnya, kalau enggak bisa dipecat. Yang kedua, wajib masuk empat besar Piala Asia misalnya, kalau enggak bisa, dipecat,” tandas Andre.
Dengan target yang jelas, diharapkan pelatih memiliki motivasi konkret, sementara PSSI memiliki mekanisme evaluasi yang transparan. Strategi ini juga meminimalisir risiko keputusan subjektif dalam manajemen pelatih, sekaligus menjaga ekspektasi publik.
CLBK dengan Shin Tae-yong: Solusi Praktis
Langkah Andre Rosiade mendorong CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali) dengan Shin Tae-yong dipandang sebagai solusi praktis bagi PSSI. Selain efisien dari sisi biaya, pendekatan ini juga mengandalkan pengalaman pelatih yang sudah memahami kultur sepak bola Indonesia dan potensi pemain lokal.
Situasi ini menjadi alternatif realistis dibanding harus membuka proses pencarian pelatih baru yang mahal dan memakan waktu. Keputusan cepat bisa membantu persiapan Timnas Indonesia menjelang FIFA Matchday Maret 2026, sekaligus menyiapkan strategi jangka panjang menuju Piala Asia 2027.
Dengan kombinasi evaluasi menyeluruh, efisiensi biaya, dan target performa yang jelas, Andre berharap Timnas Indonesia bisa kembali kompetitif di kancah Asia Tenggara dan internasional.