10 Negara Paling Bersih di Dunia, Indonesia Belum Termasuk

Selasa, 18 November 2025 | 13:34:10 WIB
10 Negara Paling Bersih di Dunia, Indonesia Belum Termasuk

JAKARTA - Kebersihan sebuah negara kini menjadi tolok ukur penting bagi kualitas hidup dan keberlanjutan. 

Beberapa negara telah mengambil langkah serius untuk melindungi lingkungan, sehingga warganya dapat bernapas dengan udara bersih dan menikmati alam yang lestari.

Indeks Kinerja Lingkungan (Environmental Performance Index/EPI) menjadi acuan untuk menilai keberhasilan negara dalam mengelola kesehatan lingkungan, ekosistem, dan perubahan iklim. Skor tinggi menunjukkan kualitas hidup dan lingkungan yang unggul.

1. Estonia (Skor EPI: 75,3)

Estonia menjadi juara di Eropa Timur berkat transisi energi dari bahan bakar fosil ke terbarukan, termasuk angin, matahari, dan biomassa. Penurunan emisi gas rumah kaca mencapai 40% dalam satu dekade.

Wisata ramah lingkungan wajib dicoba di Estonia antara lain Taman Nasional Lahemaa, Kota Tua Tallinn, Pulau Saaremaa, dan kota Tartu dengan arsitektur hijau yang inovatif.

2. Luksemburg (Skor EPI: 75,0)

Luksemburg fokus pada kualitas udara, pengelolaan sampah, dan energi terbarukan. Transportasi publik gratis sejak 2020 menjadi langkah cerdas mengurangi emisi kendaraan pribadi.

Pelancong bisa menjelajahi Jalur Mullerthal, benteng bersejarah di Kota Luksemburg, dan Lembah Moselle dengan praktik produksi anggur yang berkelanjutan.

3. Jerman (Skor EPI: 74,6)

Jerman memimpin dengan program Energiewende untuk transisi energi terbarukan dan pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular. Kesadaran publik dan pendidikan lingkungan menciptakan budaya keberlanjutan yang kuat.

Destinasi ramah lingkungan termasuk Hutan Hitam, taman nasional Bavaria, HafenCity di Hamburg, dan Lembah Rhine yang menggabungkan energi terbarukan dengan lanskap bersejarah.

4. Finlandia (Skor EPI: 73,7)

Keunggulan Finlandia berakar dari hutan luas yang dikelola lestari dan inisiatif ekonomi sirkular untuk pengurangan sampah. Energi bersih mencakup bioenergi, tenaga air, dan teknologi baru.

Lapland menawarkan wisata Arktik yang berkelanjutan, Helsinki menampilkan arsitektur hijau, sementara Lakeland dan kepulauan Finlandia menunjukkan pengelolaan pesisir yang ramah lingkungan.

5. Inggris Raya (Skor EPI: 72,7)

Britania Raya berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengembangkan energi angin lepas pantai. Upaya mitigasi iklim mencakup target nol bersih dan anggaran karbon yang mengikat secara hukum.

Wisata ramah lingkungan dapat dijelajahi di Lake District, Dataran Tinggi Skotlandia, pesisir Cornwall, dan ruang hijau perkotaan di London.

6. Swedia (Skor EPI: 70,5)

Swedia menonjol dengan kebijakan perubahan iklim, konservasi biodiversitas, dan energi terbarukan. Energi listrik sebagian besar berasal dari tenaga air dan bioenergi, serta pengelolaan sampah konversi menjadi energi.

Lapland Swedia, Stockholm, Pulau Gotland, dan pesisir tinggi menghadirkan wisata alam dan perkotaan yang berkelanjutan.

7. Norwegia (Skor EPI: 70,0)

Norwegia mengandalkan energi hidro untuk memenuhi kebutuhan listrik sekaligus melindungi fjord dan ekosistem laut. Dana kekayaan negara fokus pada investasi berkelanjutan.

Destinasi wajib meliputi Fjord Norwegia, Kepulauan Lofoten, Oslo, dan Svalbard dengan praktik pariwisata dan konservasi Arktik.

8. Austria (Skor EPI: 69,0)

Austria menekankan energi terbarukan, pertanian organik, dan pelestarian biodiversitas. Standar kualitas udara dan air terjaga melalui regulasi yang efektif.

Pegunungan Alpen, Wina, Salzburg, dan Lembah Donau menawarkan kombinasi wisata budaya dan lingkungan berkelanjutan.

9. Swiss (Skor EPI: 68,0)

Swiss memadukan pelestarian alam Alpen dengan teknologi energi terbarukan. Pengelolaan limbah efisien dan sistem daur ulang canggih menjadi model global.

Taman Nasional Swiss, Zurich, Matterhorn, dan Danau Jenewa menampilkan wisata alam dan perkotaan yang ramah lingkungan.

10. Denmark (Skor EPI: 67,9)

Denmark unggul dalam energi angin, transportasi berkelanjutan, dan standar bangunan hijau. Pengelolaan air dan udara tetap tinggi, meski aktivitas industri berjalan.

Copenhagen menampilkan keberlanjutan perkotaan kelas dunia dengan infrastruktur bersepeda, arsitektur hijau, dan sistem pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular.

Indonesia dan Tantangan Lingkungan

Sayangnya, Indonesia belum masuk 10 besar EPI. Tantangan utama meliputi deforestasi, polusi udara, dan pengelolaan sampah. Namun, ada peluang besar bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran lingkungan melalui praktik berkelanjutan, konservasi alam, dan pengembangan energi bersih.

Dengan belajar dari negara-negara terbersih, Indonesia dapat memulai langkah nyata untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warganya dan memperbaiki peringkat global di masa depan.

Terkini