JAKARTA - Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di sejumlah sekolah pada hari ini berlangsung dengan lancar.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Faisal Syahrul, meninjau langsung proses ujian di SMAN 1 Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
"Alhamdulillah telah siap dilaksanakan dan gladi bersih berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala. Saat ini sampai tahap kedua, setelah perlaksanaan hari pertama berjalan baik dan relatif tidak ada hambatan," ujar Faisal.
Faisal menekankan pentingnya persiapan matang untuk memastikan kelancaran TKA. Berbagai potensi gangguan, seperti pemadaman listrik bergilir atau masalah jaringan internet, telah dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan terkait. Langkah ini bertujuan agar setiap peserta dapat mengikuti ujian dengan tenang dan optimal.
Antusiasme Siswa Meningkat
Salah satu indikator keberhasilan TKA adalah partisipasi siswa yang tinggi. Di SMAN 1 Enrekang, dari 265 siswa kelas XII, 261 siswa mengikuti ujian, atau sekitar 99 persen. Angka ini menunjukkan antusiasme yang kuat dari para siswa untuk mengukur kemampuan akademik mereka melalui TKA.
Faisal mengapresiasi keseriusan para peserta. Menurutnya, partisipasi aktif seperti ini menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan implementasi TKA, sekaligus bukti bahwa upaya persiapan sekolah dan guru berjalan optimal.
Selain itu, pelaksanaan TKA juga menjadi kesempatan bagi sekolah untuk mengevaluasi kesiapan infrastruktur pendidikan, termasuk jaringan internet, perangkat ujian, dan dukungan teknis lainnya.
TKA Sebagai Bahan Evaluasi Pendidikan
Faisal menegaskan bahwa TKA tidak sekadar menjadi ujian rutin, tetapi juga sebagai alat evaluasi dan pengambilan kebijakan pendidikan. Hasil TKA bisa menjadi acuan bagi sekolah untuk menilai efektivitas pembelajaran dan pencapaian target mata pelajaran.
"Dengan TKA, kita dapat melihat mata pelajaran mana yang telah mencapai target dan mana yang masih perlu peningkatan. Selain itu, TKA juga diharapkan menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik," jelas Faisal.
Dengan demikian, TKA berfungsi ganda: menilai kemampuan siswa dan menjadi sumber data untuk perbaikan kualitas pendidikan di tingkat sekolah maupun regional.
Pengalaman Peserta TKA
Salah seorang peserta, Orafeti Fatima, siswi SMAN 1 Enrekang, mengaku lega telah menyelesaikan gelombang pertama TKA. Awalnya, ia merasa kurang percaya diri karena belum familiar dengan format ujian. Namun, pengalaman mengikuti TKA membantunya memahami kekurangan yang perlu diperbaiki.
"Saya mau mengucapkan terima kasih kepada guru-guru yang sudah mengajari kita secara maksimal," ungkap Orafeti.
Pengalaman Orafeti mencerminkan tujuan TKA sebagai sarana pembelajaran, bukan sekadar penilaian. Siswa dapat menilai sendiri area yang perlu diperkuat, sehingga hasil TKA menjadi bahan refleksi untuk meningkatkan kemampuan akademik di masa depan.
Partisipasi Nasional
Tahun ini, TKA diikuti oleh sekitar 3,5 juta siswa kelas XII SMA/sederajat di seluruh Indonesia. Jumlah ini menunjukkan bahwa pelaksanaan TKA berskala nasional dan menjadi bagian penting dari upaya Kemendikdasmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan sistem yang sudah terstandarisasi, Kemendikdasmen berharap TKA dapat menjadi benchmark nasional untuk menilai kemampuan akademik siswa secara adil dan konsisten.
Pelaksanaan TKA 2025 menunjukkan bahwa persiapan matang, koordinasi antar-pemangku kepentingan, dan antusiasme siswa menjadi kunci sukses ujian berskala nasional ini.
Selain menilai kemampuan akademik siswa, TKA juga menjadi alat evaluasi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengambilan keputusan kebijakan pendidikan.
Keberhasilan TKA ini menjadi bukti bahwa upaya pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan berkualitas tidak hanya fokus pada jumlah peserta, tetapi juga kualitas pelaksanaan dan dampaknya terhadap peningkatan kompetensi siswa.