JAKARTA - Pembangunan infrastruktur kembali menjadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto meresmikan lima proyek strategis di empat provinsi berbeda.
Alih-alih hanya dilihat sebagai fasilitas baru, rangkaian jembatan, underpass, dan flyover ini menandai penguatan konektivitas nasional yang selama ini menjadi fokus pemerintah.
Dengan total biaya mencapai Rp 1,97 triliun, proyek-proyek tersebut sekaligus mencerminkan upaya mempercepat mobilitas masyarakat, memperlancar distribusi logistik, dan mengurangi biaya operasional transportasi di wilayah-wilayah vital.
Investasi Triliunan untuk Mobilitas Lebih Cepat
Presiden Prabowo meresmikan lima proyek sekaligus pada Rabu. Infrastruktur tersebut meliputi Jembatan Kabanaran di Bantul, Underpass Joglo dan Flyover Canguk di Jawa Tengah, Underpass Gatot Soebroto di Sumatera Utara, serta Jembatan Sungai Sambas Besar di Kalimantan Barat.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyampaikan bahwa pembangunan kelima proyek tersebut menelan biaya total hingga Rp 1,97 triliun. "Total biaya yang kita keluarkan Rp 1,97 triliun dan telah menyerap sekitar 10.461 tenaga kerja. Panjang keseluruhan proyek 5,5 km," ujar Dody dalam acara peresmian.
Proyek-proyek ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menghadirkan akses yang lebih cepat dan efisien bagi masyarakat di berbagai daerah.
Underpass Joglo: Waktu Tempuh Turun Hingga 89 Persen
Salah satu proyek yang paling berdampak adalah Underpass Joglo di Jawa Tengah. Infrastruktur ini memiliki panjang 450 meter dengan total penanganan mencapai 1.025 meter. Dibangun melalui investasi Rp 284,7 miliar, proyek ini menyerap 1.658 tenaga kerja.
Keberadaan underpass ini mengubah drastis dinamika lalu lintas di kawasan Simpang Joglo.
Dody menjelaskan bahwa underpass tersebut mengurangi waktu tempuh hingga 89 persen, dan meningkatkan kecepatan kendaraan hingga 300 persen.
Selain itu, proyek Flyover Canguk di Magelang turut diresmikan sebagai salah satu simpul penting dalam jaringan pariwisata Borobudur–Yogyakarta–Prambanan.
Flyover sepanjang 16 meter dengan jalan utama 781,29 meter ini dibangun dengan dana Rp 99,6 miliar, melibatkan 528 tenaga kerja, dan mampu menurunkan biaya operasional truk berat hingga 92,94 persen.
Underpass Gatot Soebroto Ubah Wajah Lalu Lintas Medan
Dari Jawa Tengah, fokus pembangunan berlanjut ke Sumatera Utara melalui Underpass Gatot Soebroto di Medan. Infrastruktur ini berdiri sepanjang 750 meter dengan lebar 19,8 meter. Anggaran pembangunannya mencapai Rp 217,83 miliar, dikerjakan selama 463 hari dengan dukungan 1.154 tenaga kerja.
Underpass ini menjadi solusi bagi kepadatan di Simpang Manhattan, salah satu titik tersibuk di Kota Medan.
Dengan beroperasinya underpass tersebut, waktu tempuh di kawasan itu berkurang 74 persen, kecepatan kendaraan meningkat 167 persen, dan biaya operasional transportasi turun hingga 30 persen.
Efek berantai dari peningkatan arus kendaraan diproyeksikan menstimulasi pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya sektor perdagangan dan jasa yang mengandalkan mobilitas cepat.
Jembatan Sungai Sambas Besar Pecahkan Rekor Nasional
Pembangunan infrastruktur di Kalimantan Barat mencatat sejarah baru melalui Jembatan Sungai Sambas Besar. Jembatan ini ditetapkan sebagai jembatan network tied arc terpanjang di Indonesia dan menjadi proyek pertama yang menggunakan metode telescopic strut di Tanah Air.
Dengan panjang total 1.262,6 meter serta jalan pendekat 1.342,4 meter, proyek ini menghabiskan anggaran Rp 479,77 miliar dan melibatkan 2.543 tenaga kerja selama 1.119 hari pengerjaan.
Jembatan ini akan menjadi penghubung vital antara Kecamatan Tebas dan Tekarang. Dampaknya sangat signifikan:
• Waktu tempuh dipangkas hingga 2 jam
• Biaya operasional kendaraan turun 14,52 persen
• Efisiensi logistik meningkat lebih dari 90 persen
Dampak tersebut diyakini dapat menyebabkan harga komoditas menjadi lebih terjangkau dan meningkatkan nilai ekonomi kawasan strategis pariwisata nasional Paloh–Aruk.
Menteri Dody menegaskan bahwa seluruh proyek yang diresmikan sejalan dengan visi presiden.
"Jembatan, flyover, underpass, merupakan representasi konektivitas, Pak, dan sejalan dengan astacita Bapak Presiden, yaitu astacita yang ketiga, penguatan konektivitas dengan rantai nilai komoditas menjadi fondasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.