Mobil Listrik

Mobil Listrik Bekas Kian Cepat Terjual di Pasaran Global

Mobil Listrik Bekas Kian Cepat Terjual di Pasaran Global
Mobil Listrik Bekas Kian Cepat Terjual di Pasaran Global

JAKARTA - Pasar kendaraan bekas global kini menunjukkan pergeseran tren yang menarik, terutama setelah perusahaan survei dan data Edmunds merilis temuan terbaru mengenai perilaku konsumen. 

Berdasarkan laporan yang dikutip dari laman resmi Edmunds dan Carscoops, mobil listrik bekas ternyata lebih cepat terjual dibandingkan mobil bensin bekas. Fakta ini mengindikasikan meningkatnya minat terhadap kendaraan nonemisi, bahkan pada segmen pasar seken.

Edmunds tidak mengungkapkan negara mana yang menjadi dasar penelitian tersebut. 

Namun, data yang disampaikan menunjukkan perbedaan mencolok dalam days to turn (DTT), yaitu waktu yang dibutuhkan sebuah kendaraan sebelum terjual dari showroom. Angka ini menjadi salah satu indikator penting untuk melihat tingkat permintaan suatu jenis kendaraan.

Melalui laporan tersebut, mobil listrik bekas terbukti memiliki DTT yang jauh lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin maupun hybrid. Hal ini membuatnya lebih cepat meninggalkan showroom sebelum dibeli konsumen.

Perbandingan Waktu Penjualan Mobil Listrik dan Bensin

Dalam hasil penelitian yang dilaksanakan sepanjang kuartal ketiga (Q3) tahun ini, Edmunds mencatat mobil listrik hanya membutuhkan DTT 34 hari sebelum akhirnya terjual. Angka tersebut unggul jauh dibandingkan mobil bensin yang membutuhkan 43 hari, dan mobil hybrid yang harus menunggu hingga 47 hari untuk mendapatkan pemilik baru.

Dengan demikian, kendaraan listrik bekas rata-rata hanya menduduki dealer sekitar satu bulan. Catatan tersebut lebih baik dibandingkan rata-rata kendaraan bekas secara umum, yang biasanya memerlukan waktu lebih panjang sebelum tergolong laku terjual.

Fenomena ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap mobil listrik bekas meningkat signifikan. Meskipun unit baru mobil listrik terus berkembang dan menghadirkan banyak pilihan, minat terhadap versi bekas terlihat semakin kuat karena beberapa faktor yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Alasan di Balik Cepatnya Penjualan Mobil Listrik Bekas

Edmunds menyebut ada dua alasan utama mengapa mobil listrik bekas mampu mencatat DTT lebih singkat dibandingkan jenis kendaraan lainnya. 

Pertama adalah depresiasi harga yang sangat tinggi. Penurunan nilai mobil listrik ketika masuk pasar bekas relatif drastis, sehingga membuat harganya jauh lebih terjangkau bagi berbagai kalangan.

Harga yang lebih rendah ini menjadi daya tarik besar, terutama bagi konsumen yang ingin mencoba mobil listrik tanpa harus menanggung harga beli pertama yang tinggi. Depresiasi besar membuat peluang memiliki EV menjadi lebih mungkin bagi pembeli yang sebelumnya ragu.

Alasan kedua adalah umur pakai kendaraan listrik bekas yang cenderung lebih pendek, dengan jarak tempuh rata-rata sekitar 35 ribu km. 

Angka ini termasuk rendah untuk kategori mobil bekas, sehingga konsumen merasa mendapatkan unit yang masih dalam kondisi cukup baik. Penggunaan yang lebih sedikit juga dipandang sebagai faktor positif yang meningkatkan kepercayaan calon pembeli.

Pilihan Lebih Banyak pada Rentang Harga Tertentu

Selain dua faktor besar tadi, Edmunds juga mencatat bahwa ketersediaan mobil listrik bekas pada rentang harga US$ 20–30 ribu lebih banyak dibandingkan mobil bensin bekas. Bahkan, perbandingannya bisa mencapai 60:40, yang membuat konsumen lebih mudah menemukan model yang sesuai preferensi.

Ketersediaan pilihan yang melimpah membuat EV bekas semakin menarik, terutama bagi pembeli yang mencari kombinasi harga ekonomis dan fitur modern. Teknologi yang dihadirkan mobil listrik sebagian besar masih tergolong baru, sehingga meski masuk pasar bekas, fitur keselamatan dan kelistrikan masih relevan untuk kebutuhan harian.

Menariknya, meskipun EV bekas cepat laku, unit berusia kurang dari tiga tahun tetap tergolong langka di pasaran. Pasokan yang terbatas inilah yang membuat mobil listrik bekas langsung terserap begitu memasuki showroom. 

Pembeli biasanya cepat mengambil keputusan ketika menemukan unit sesuai kebutuhan, karena khawatir stok terbatas.

Minimnya Pasokan Membuat EV Bekas Langsung Diburu

Rendahnya pasokan EV bekas menjadi alasan tambahan mengapa mobil listrik seken cepat laris. Banyak model yang baru dipasarkan dalam beberapa tahun terakhir, sehingga jumlah unit yang kembali ke pasar bekas masih terbatas. 

Selain itu, pemilik pertama kendaraan listrik cenderung mempertahankan mobilnya lebih lama karena biaya operasional yang rendah.

Ketika ada unit yang masuk ke dealer, pembeli langsung berebut dalam waktu singkat. Pola ini menunjukkan tingginya minat konsumen terhadap kendaraan nonemisi sekaligus menandai perubahan perilaku pasar. Mobil listrik tidak lagi dianggap sebagai produk yang sulit dijual kembali, melainkan justru menjadi kategori yang perputarannya cepat.

Dengan tren yang semakin jelas, pasar kendaraan bekas tampaknya mulai mengarah pada dominasi mobil listrik dalam beberapa tahun mendatang. Jika depresiasi dapat dikendalikan dan pasokan meningkat, daya tarik EV bekas kemungkinan akan semakin kuat di pasar global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index