IHSG

IHSG Diprediksi Menguat, 5 Saham Ini Patut Dicermati

IHSG Diprediksi Menguat, 5 Saham Ini Patut Dicermati
IHSG Diprediksi Menguat, 5 Saham Ini Patut Dicermati

JAKARTA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan tren penguatan pada Selasa, 18 November 2025. 

Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak pada rentang resistance 8.480, pivot 8.450, dan support 8.400.

Pada penutupan sebelumnya, IHSG naik 0,55% ke level 8.416,88. Saham sektor properti mencatat penguatan terbesar, sementara sektor basic material menjadi yang terdampak koreksi tertinggi. Investor mencermati pergerakan saham-saham blue chip yang menopang kenaikan indeks.

Faktor Penguatan IHSG dan Sentimen Rupiah

Penguatan IHSG didorong oleh optimisme pasar terhadap sejumlah saham big caps, termasuk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI). Sentimen positif ini mengangkat daya tarik investasi jangka pendek di sektor perbankan dan properti.

Namun, rupiah ditutup melemah di Rp16.736 per dolar AS karena penguatan indeks dolar Amerika. Komentar pejabat The Fed yang hawkish menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga, sehingga investor berhati-hati terhadap aset berisiko seperti saham.

Phintraco Sekuritas menilai, pelemahan rupiah berpotensi membuat Bank Indonesia mempertahankan BI Rate pada level 4,75% saat rapat tanggal 18–19 November 2025. Kebijakan ini akan menjadi acuan investor dalam mengambil keputusan.

5 Saham Pilihan Investor Jangan Lewatkan

Phintraco Sekuritas merekomendasikan lima saham yang berpeluang memberikan cuan hari ini. Salah satunya adalah BBRI, yang selama ini menjadi andalan sektor perbankan. Investor disarankan buy on weakness saat terjadi koreksi.

BBRI (Bank Rakyat Indonesia) – Saham ini menunjukkan tren penguatan stabil dengan support di Rp4.170–Rp4.200 dan resistance di Rp4.320–Rp4.350. Kinerja solid BBRI didukung tambahan modal pemerintah Rp25 triliun.

BMRI (Bank Mandiri) – Memiliki area support Rp8.400–Rp8.450 dan resistance Rp8.600–Rp8.650. Saham ini mendapat sentimen positif dari penambahan dana pemerintah senilai Rp25 triliun, memperkuat likuiditas dan permodalan bank.

BBNI (Bank Negara Indonesia) – Target buy pada level Rp9.200–Rp9.250, dengan potensi kenaikan ke Rp9.400–Rp9.500. Stop loss disarankan di bawah Rp9.100. Sentimen positif datang dari stabilitas sektor perbankan.

ASSA (Adi Sarana Armada) – Buy on weakness direkomendasikan di Rp1.230–Rp1.250 dengan target resistensi Rp1.300–Rp1.320. Saham ini mendapatkan dukungan dari pertumbuhan sektor logistik dan transportasi.

BREN (Barito Renewables Energy) – Saham ini cocok untuk strategi short-term dengan area beli Rp670–Rp690 dan resistance di Rp720–Rp735. Kinerja perusahaan yang fokus pada energi terbarukan menarik perhatian investor yang mengincar green stock.

Strategi Investasi dan Analisis Teknis

Investor disarankan memperhatikan level support dan resistance yang ditetapkan untuk meminimalkan risiko. Buy on weakness menjadi strategi utama saat IHSG dan rupiah bergerak fluktuatif.

Sementara itu, saham sektor properti menunjukkan prospek menguat karena momentum proyek infrastruktur dan sentimen likuiditas pemerintah. Investor bisa memanfaatkan volatilitas IHSG untuk akumulasi saham unggulan yang berpotensi naik jangka pendek.

Selain itu, penting memonitor kebijakan BI dan data ekonomi global. Penurunan ekspektasi suku bunga The Fed, inflasi AS, serta pergerakan rupiah akan memengaruhi aliran modal dan sentimen pasar. Memahami faktor fundamental dan teknikal akan membantu investor membuat keputusan yang lebih rasional.

Prospek IHSG di Tengah Sentimen Global

Meskipun IHSG diprediksi menguat, investor tetap harus waspada terhadap risiko eksternal. Penguatan dolar AS, kebijakan moneter The Fed, dan volatilitas harga komoditas menjadi faktor yang memengaruhi IHSG.

Phintraco Sekuritas menekankan bahwa pergerakan indeks tetap bisa fluktuatif, sehingga disiplin terhadap target harga beli dan stop loss menjadi kunci. Diversifikasi portofolio tetap menjadi strategi aman untuk menghadapi potensi risiko jangka pendek.

Secara keseluruhan, IHSG yang ditopang saham-saham blue chip dan tambahan modal pemerintah memberikan peluang investasi menarik. Investor disarankan tetap selektif memilih saham unggulan dan memanfaatkan momen koreksi untuk akumulasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index