JAKARTA - Menjelang akhir tahun 2025, perhatian investor aset kripto tertuju pada pergerakan Bitcoin.
Mata uang digital terbesar ini kini diperdagangkan di kisaran USD 95.000, setara Rp1,59 miliar per keping.
Meski sempat mengalami koreksi dalam sepekan terakhir, analis dan pengamat pasar menilai momentum pemulihan masih terbuka, asalkan Bitcoin mampu bertahan di level kunci.
Raymond Iriantho, Financial and Investment Content Creator, menekankan bahwa beberapa pekan ke depan akan menjadi fase penentu arah pasar.
Indikator Kunci: Candle Mingguan dan Peluang Reli
Menurut Raymond, dua indikator utama yang menjadi perhatian investor saat ini adalah arah candle mingguan dan peluang reli Bitcoin. Candle mingguan menunjukkan pergerakan harga pembukaan, penutupan, level tertinggi, dan terendah dalam satu minggu.
Jika Bitcoin mampu menutup candle mingguan di atas USD 100.000, itu menjadi sinyal positif bagi pasar. Sementara itu, reli menggambarkan kenaikan harga yang konsisten akibat meningkatnya minat beli.
“Kalau Bitcoin bisa rebound dan bertahan di atas USD 100.000, peluang reli menjelang akhir tahun masih ada,” kata Raymond. Kondisi ini dapat menstimulasi sentimen positif terhadap aset kripto lainnya.
Risiko Tekanan Jual Masih Mengintai
Di sisi lain, risiko pelemahan tetap membayangi pasar. Area support penting berada di level USD 92.000. Jika Bitcoin menembus batas tersebut, tekanan jual berpotensi berlanjut, sehingga harga bisa terkoreksi lebih dalam.
Dalam sepekan terakhir, lima aset kripto besar mengalami koreksi cukup signifikan, mencerminkan sentimen investor yang masih rapuh. Bitcoin melemah 10,07% menjadi Rp1,59 miliar, sementara Ethereum turun 12,47% ke Rp53,1 juta.
Solana juga anjlok 16,54% ke sekitar Rp2,34 juta, XRP turun 8,48% menjadi Rp37.600, dan BNB merosot 7,80% ke Rp15,62 juta. Penurunan serentak ini menunjukkan bahwa pasar masih menghadapi tekanan jual dari investor yang memilih konservatif.
Aset Kripto Lain Ikut Tertekan
Selain Bitcoin, sebagian besar aset kripto besar mencatat pelemahan. Ethereum, sebagai aset kedua terbesar, turun signifikan, mencerminkan korelasi erat dengan pergerakan Bitcoin.
Solana, XRP, dan BNB juga ikut terseret akibat penurunan Bitcoin, yang menjadi benchmark pasar. Hal ini menegaskan peran dominan Bitcoin dalam memengaruhi tren harga kripto secara keseluruhan.
Investor disarankan memantau level support masing-masing aset dan menyesuaikan strategi, termasuk buy on dip bagi mereka yang ingin memanfaatkan potensi rebound.
Prospek Pasar Kripto Menjelang Akhir Tahun
Meski tekanan jual masih ada, peluang pemulihan Bitcoin tetap terbuka. Jika mampu menembus level USD 100.000, sentimen positif kemungkinan besar akan menular ke aset kripto lainnya.
Raymond mengingatkan agar investor tetap disiplin dengan manajemen risiko. Level support dan resistance menjadi acuan penting untuk menentukan entry maupun exit point.
Secara keseluruhan, pasar kripto menghadapi fase penentu menjelang akhir tahun. Kinerja Bitcoin menjadi faktor utama yang memengaruhi arah pasar, sementara investor perlu mewaspadai fluktuasi tinggi dan sentimen global.
Dengan pemahaman indikator teknikal dan momentum pasar, peluang cuan tetap dapat dimanfaatkan, meski volatilitas tinggi tetap menjadi karakteristik utama aset kripto.