Petani

Petani Lumajang Adaptasi Pola Tanam Hadapi Hujan Anomali

Petani Lumajang Adaptasi Pola Tanam Hadapi Hujan Anomali
Petani Lumajang Adaptasi Pola Tanam Hadapi Hujan Anomali

JAKARTA - Sejumlah petani di Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, mulai menyesuaikan pola tanam mereka menghadapi anomali cuaca. Para petani tampak merontokkan bulir padi sebagai bagian dari panen awal. 

Perubahan pola hujan yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) selama masa peralihan musim 2025/2026 mendorong petani untuk menerapkan strategi rotasi dan diversifikasi tanaman.

Diversifikasi ini mencakup pengaturan lahan untuk menanam cabai, padi, tomat, dan bawang secara bergantian. Dengan cara ini, risiko gagal panen akibat hujan yang tidak menentu dapat diminimalkan. 

Rotasi tanaman juga membantu menjaga kesuburan tanah serta mencegah serangan hama yang biasanya lebih mudah menyerang lahan monokultur.

Dampak Perubahan Pola Hujan terhadap Produksi Pertanian

BMKG memprediksi musim peralihan 2025/2026 akan ditandai dengan hujan yang tidak merata, baik secara intensitas maupun durasi. Fenomena ini berpotensi mempengaruhi masa tanam dan masa panen. Petani di Lumajang menyadari bahwa ketidakpastian cuaca bisa berdampak langsung pada produksi pangan dan pendapatan keluarga.

Menurut kepala kelompok tani setempat, perubahan pola hujan memaksa petani menyesuaikan jadwal tanam padi dan tanaman hortikultura. “Kami harus pintar memanfaatkan setiap peluang cuaca yang ada. Jika hujan terlalu awal atau terlambat, kita bisa mengatur kembali jenis tanaman yang ditanam,” ujar dia.

Selain padi, tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, dan bawang menjadi alternatif karena masa tanam yang lebih singkat dan permintaan pasar yang stabil. Diversifikasi ini dianggap mampu menjaga keseimbangan ekonomi rumah tangga petani.

Strategi Mitigasi Risiko Gagal Panen

Petani di Supiturang tidak hanya mengandalkan rotasi dan diversifikasi, tetapi juga melakukan perbaikan teknik bertani untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Beberapa strategi yang diterapkan antara lain:

Penyesuaian jadwal tanam: Menyesuaikan masa tanam padi dengan perkiraan hujan dan kelembapan tanah.

Penggunaan varietas tahan cuaca: Memilih bibit padi, cabai, atau tomat yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

Teknik irigasi dan drainase: Memastikan lahan tetap subur dan tidak tergenang air saat hujan deras.

Pengelolaan hama dan penyakit: Menggunakan metode organik dan pestisida alami untuk meminimalkan kerugian tanaman.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari adaptasi praktis petani yang menghadapi perubahan iklim dan pola hujan yang semakin tidak menentu. Selain menjaga produktivitas, strategi ini juga meningkatkan ketahanan pangan di tingkat lokal.

Peran Dukungan Pemerintah dan BMKG

Pemerintah daerah, bersama dengan BMKG, aktif memberikan informasi prakiraan cuaca dan rekomendasi teknis kepada petani. Data mengenai intensitas dan distribusi hujan membantu petani menentukan jenis tanaman dan waktu tanam yang paling tepat.

BMKG menyarankan petani untuk selalu memantau prakiraan cuaca mingguan dan bulanan, serta memanfaatkan teknologi pertanian modern seperti sensor kelembapan tanah dan sistem irigasi otomatis. Dengan informasi yang akurat, risiko gagal panen dapat diminimalkan, sekaligus meningkatkan efisiensi produksi pertanian.

Kesimpulan: Adaptasi Kunci Ketahanan Pangan Lokal

Perubahan pola hujan dan anomali cuaca merupakan tantangan nyata bagi petani di Desa Supiturang, Lumajang. Melalui rotasi dan diversifikasi tanaman, serta penerapan teknik pertanian adaptif, petani mampu menjaga produktivitas dan pendapatan. Dukungan pemerintah dan informasi BMKG menjadi faktor penting dalam memperkuat ketahanan pangan lokal.

Langkah adaptasi ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kemampuan petani untuk membaca perubahan alam dan mengambil keputusan strategis. 

Desa Supiturang menjadi contoh nyata bagaimana komunitas petani menghadapi tantangan iklim sambil tetap menjaga keberlanjutan produksi pertanian.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index