Pengendali Lalu Lintas

Kekurangan Pengendali Lalu Lintas Udara Memicu Krisis Penerbangan AS

Kekurangan Pengendali Lalu Lintas Udara Memicu Krisis Penerbangan AS
Kekurangan Pengendali Lalu Lintas Udara Memicu Krisis Penerbangan AS

JAKARTA - Krisis penerbangan di Amerika Serikat semakin memuncak akibat kekurangan pengendali lalu lintas udara di berbagai bandara. Kebijakan shutdown pemerintah federal berdampak langsung pada operasional perjalanan udara, menyebabkan belasan menara kontrol mengumumkan minimnya staf, yang kemudian memperparah penundaan penerbangan. 

Menteri Perhubungan AS, Sean Duffy, menyebut bahwa rata-rata lima persen penundaan disebabkan oleh kekurangan staf, dengan peningkatan hingga 53 persen di beberapa lokasi.

Penundaan Penerbangan Meningkat karena Kekurangan Staf

Dikutip dari CNN, Jumat pekan ini, sebanyak 12 fasilitas kontrol lalu lintas udara mengalami kekurangan staf, termasuk menara di Bandara Dallas, Fort Worth, Newark, dan Phoenix. TRACON yang menangani penerbangan dari Houston, Newark, California Selatan, serta pusat-pusat pengawas penerbangan ketinggian tinggi di Albuquerque, Atlanta, Denver, dan New York juga terdampak.

Sejak dimulainya penutupan pemerintah, tercatat 222 kekurangan staf, lebih dari empat kali lipat jumlah yang dilaporkan pada tahun sebelumnya. Para pengendali lalu lintas udara, seperti petugas pemeriksa Administrasi Keamanan Transportasi, tetap bekerja tanpa digaji. Duffy menegaskan, "Gaji mereka akan nol besar. Ada rasa frustrasi yang luar biasa. Ada kecemasan karena seperti Anda semua, Anda melihat ekspektasi bahwa akan ada gaji dan kemudian Anda merencanakannya."

Kekurangan staf juga dilaporkan di menara kontrol Austin, Chicago-O’Hare, Nashville, Newark, Bandara Nasional Reagan, serta pusat FAA di Albuquerque, Cleveland, Denver, Fort Worth, Indianapolis, Los Angeles, Jacksonville, New York, dan Washington, DC. Fasilitas lain di Chicago, Dallas, Detroit, Las Vegas, Philadelphia, dan Houston yang mengelola penerbangan mendekati atau meninggalkan area tersebut juga mengalami kekurangan staf.

Dampak Shutdown Federal terhadap Gaji dan Keamanan

Sekitar 10.800 pengendali lalu lintas udara federal mulai tidak menerima gaji pada 28 Oktober, setelah sebelumnya menerima 90 persen dari total gaji normal untuk jam kerja sebelum penutupan. Presiden Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional mengingatkan bahwa ketiadaan dana membuat perjalanan udara menjadi "kurang aman". 

Ia menjelaskan, "Seiring berlanjutnya penutupan ini dan para petugas lalu lintas udara tidak dibayar untuk pekerjaan penting yang mereka lakukan… hal itu menyebabkan gangguan yang tidak perlu, dan mereka tidak dapat 100 persen fokus pada pekerjaan mereka, yang membuat sistem ini kurang aman."

Menteri Duffy menegaskan FAA akan memperlambat atau membatalkan penerbangan jika tidak dapat dioperasikan dengan aman. "Saya tidak terlalu khawatir Anda tiba tepat waktu. Saya ingin Anda aman," katanya. Namun, ia juga menekankan bahwa meski calon pengendali yang belajar di akademi FAA akan dibayar beberapa minggu, uang itu cepat habis, menimbulkan "bencana besar" bagi mereka.

Tantangan Rekrutmen dan Akademi FAA

Duffy menjelaskan bahwa beberapa pengendali lalu lintas udara yang telah ditempatkan di akademi atau angkatan berikutnya mengundurkan diri, bertanya-tanya mengapa mereka memilih profesi yang bisa membuat mereka bekerja keras tanpa jaminan gaji. AS saat ini membutuhkan sekitar 3.000 pengendali lalu lintas udara tambahan, dan peningkatan pendaftaran di akademi menjadi bagian dari upaya agensi untuk mempercepat perekrutan.

Solidaritas Pilot dan Awak Kabin Mendukung Petugas

Di tengah krisis ini, solidaritas muncul dari kalangan penerbangan. Nick Daniels, Presiden Asosiasi Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional, melaporkan bahwa pilot, awak kabin, dan rekan mereka di Kanada mengirimkan makanan gratis kepada pengendali lalu lintas udara yang terdampak shutdown.

Pete LeFevre, perwakilan serikat pekerja dan pengawas lalu lintas udara di Washington, D.C., menyebut fasilitasnya menerima pizza dari Asosiasi Pilot Maskapai Udara (ALPA) yang mewakili lebih dari 80.000 pilot, tindakan yang dilakukan hampir setiap hari. Pilot Alaska Airlines mengirim pizza ke menara di Bandara Internasional San Francisco, sementara pilot Delta Air Lines mengirim makanan ke setiap menara dan fasilitas kedatangan yang melayani hub mereka. Selain itu, Asosiasi Awak Kabin, mewakili lebih dari 50.000 awak kabin, juga turut berkontribusi.

Krisis ini menegaskan bagaimana shutdown pemerintah federal tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga keselamatan dan kenyamanan perjalanan udara di AS, sekaligus memicu solidaritas tak terduga di antara para pekerja sektor penerbangan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index