JAKARTA - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) memperkuat promosi Indonesia sebagai destinasi film kelas dunia melalui penerbitan buku "Indonesia Scene on Screen".
Buku ini memuat 80 lokasi syuting potensial dan diharapkan menarik perhatian rumah produksi internasional serta mendorong investasi di subsektor perfilman.
Buku Sebagai Alat Promosi Industri Perfilman
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menekankan bahwa buku ini menjadi ekosistem pendukung yang penting bagi industri perfilman Indonesia. “Ekosistem pendukung seperti buku ini akan memperkuat daya tarik Indonesia bagi rumah produksi internasional,” kata Teuku Riefky.
Buku "Indonesia Scene on Screen" tidak hanya menampilkan lokasi syuting, tetapi juga foto berkualitas tinggi, informasi lokasi, referensi film, serta kisah menarik dari balik layar. Sebanyak 18 lokasi di antaranya telah digunakan untuk produksi film internasional, menandai potensi besar Indonesia di mata global.
Kolaborasi Strategis dengan TVRI dan PT Havelaar
Buku ini telah diadopsi oleh TVRI dengan 34 stasiun regional, sehingga promosi lokasi syuting dapat tersebar lebih luas dan membuka peluang layanan pendampingan bagi sineas asing maupun muda Indonesia.
Pamungkas Trishadiatmoko, Direktur PT Havelaar Prakarsa Internasional, menjelaskan bahwa tujuan utama buku ini adalah menghubungkan potensi daerah dengan industri perfilman global. “Buku ini menampilkan potensi lokasi yang dapat menjadi lokasi syuting dan akan melibatkan seluruh ekosistem kreatif, mulai dari perusahaan film, produser, aktor, hingga fotografer,” ujarnya.
Penguatan Ekspor Konten Kreatif Melalui Buku
Gemintang K. Mallarangeng, Tenaga Ahli Bidang Isu Strategis Kemenekraf, menekankan bahwa penerbitan termasuk subsektor dengan potensi ekspor besar. Pasar utama mencakup Amerika Serikat, Eropa, serta kawasan Timur Tengah, termasuk Dubai dan Qatar, yang menjadi pusat distribusi konten kreatif.
Kementerian Ekraf juga membuka peluang untuk penguatan distribusi buku, baik di dalam negeri maupun internasional. Skema insentif penerjemahan tengah disiapkan agar karya nasional dapat diterjemahkan ke bahasa asing dan lebih mudah diakses pasar global.
Dorongan Investasi dan Sinergi Antar Lembaga
Selain promosi, buku ini menjadi indikator kinerja utama Kemenekraf dalam mendorong investasi di subsektor film. Menteri Ekraf menekankan bahwa kolaborasi tidak berhenti pada penerbitan buku, tetapi juga mencakup akses lokasi dan fasilitasi kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait.
Rencana bedah buku akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, sehingga dampak promosi tidak hanya bersifat visual, tetapi juga strategis dalam membangun ekosistem film yang berkelanjutan.
Dengan langkah ini, Kemenekraf menegaskan komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi produksi film yang kompetitif di dunia.
Buku "Indonesia Scene on Screen" bukan sekadar publikasi, tetapi juga jembatan yang menghubungkan kreativitas lokal dengan peluang internasional, sekaligus mendongkrak investasi dan distribusi konten kreatif nasional.