Gibran Wakili Indonesia di KTT G20 Afrika Selatan 2025

Jumat, 21 November 2025 | 11:34:23 WIB
Gibran Wakili Indonesia di KTT G20 Afrika Selatan 2025

JAKARTA - Kehadiran Indonesia dalam forum global kembali mendapatkan sorotan setelah Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka bertolak menuju Afrika Selatan. 

Perjalanan ini bukan sekadar agenda diplomatik biasa, melainkan wujud komitmen pemerintah dalam menjaga posisi Indonesia di panggung internasional, terutama dalam isu ekonomi global yang semakin kompleks. 

Dalam konteks pemulihan ekonomi dunia dan dinamika geopolitik yang terus berubah, delegasi Indonesia memainkan peran penting untuk memastikan kepentingan nasional tetap terwakili.

Keberangkatan Gibran ke Johannesburg menandai momentum penting bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Penugasan resmi itu juga menjadi simbol bahwa Indonesia ingin menunjukkan kesinambungan diplomasi dan kontribusi aktif dalam forum negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia atau G20.

Gibran Diberangkatkan Atas Penugasan Presiden Prabowo

Wakil Presiden Gibran Rakabuming bertolak ke Johannesburg, Afrika Selatan, pada Jumat untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Pantauan, Gibran lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 09.15 WIB dengan mengenakan jas hitam.

Keberangkatan tersebut merupakan penugasan langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk mewakili kepala negara dalam forum internasional tersebut.

Dalam keterangannya, Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI menegaskan bahwa kehadiran Gibran di KTT G20 menjadi bukti konsistensi Indonesia untuk terus berperan aktif dalam pemulihan ekonomi global dan memperkuat kerja sama internasional.

Sebagai informasi, pertemuan para pemimpin dunia itu digelar pada 22–23 November 2025 di Johannesburg, Afrika Selatan. Tahun ini menjadi kali pertama KTT G20 diselenggarakan di kota tersebut sekaligus di benua Afrika.

Forum Global dengan Tiga Isu Utama

Menurut keterangan Antara, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian, Edi Pambudi, menjelaskan bahwa KTT G20 kali ini akan berfokus pada tiga sesi utama.

Sesi pertama membahas isu ekonomi berkelanjutan, termasuk peran perdagangan dan keuangan dalam pembangunan global. Selain itu, persoalan utang negara-negara berkembang juga menjadi topik penting yang akan dibahas untuk mencari solusi bersama.

Pada sesi kedua, para pemimpin negara akan menyoroti agenda menciptakan dunia yang tangguh (resilient world). Pembahasan mencakup penanganan kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan (just energy transition), dan ketahanan pangan.

Isu-isu ini menjadi perhatian dunia karena dampaknya tidak hanya pada negara maju, tetapi juga negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Sesi ketiga difokuskan pada isu pekerjaan layak (decent work) serta pengaturan tata kelola kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Edi Pambudi menambahkan bahwa mineral kritis juga ikut diusulkan Indonesia sebagai salah satu topik bahasan. “(Mineral kritis) ini salah satu bahasan yang diusulkan oleh Indonesia ke dalam G20, setelah kita juga sudah mengusulkan di ASEAN,” ujarnya.

Makna Diplomatik bagi Indonesia

Kehadiran Gibran di Johannesburg memiliki makna strategis bagi Indonesia. Dalam pemerintah baru, diplomasi ekonomi menjadi fokus utama, termasuk memperkuat kerja sama kawasan dan memastikan posisi Indonesia tetap diperhitungkan dalam isu global.

Selain itu, keterlibatan Indonesia dalam pembahasan isu strategis seperti transisi energi, pembangunan berkelanjutan, dan tata kelola AI menunjukkan bahwa Indonesia ingin ambil bagian dalam arah kebijakan ekonomi global masa depan.

Dengan membawa mandat langsung dari Presiden Prabowo Subianto, Gibran diharapkan menjadi representasi kepentingan nasional sekaligus wajah kepemimpinan Indonesia yang proaktif dan adaptif dalam hubungan internasional.

KTT G20 Menjadi Ajang Strategis Indonesia

Forum G20 memang didesain sebagai ruang bagi negara-negara terbesar untuk mendiskusikan tantangan global. Kehadiran Indonesia di forum ini bukan hanya seremonial, melainkan sarana penting untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang, termasuk terkait keadilan iklim, pendanaan transisi energi, hingga isu utang.

Penempatan Gibran sebagai delegasi resmi menunjukkan bahwa pemerintah ingin memastikan kontinuitas diplomasi, terutama di saat dunia menghadapi ketidakpastian ekonomi. Selain itu, kehadiran Indonesia di forum tertinggi ini menjadi pesan bahwa pemerintah siap berkolaborasi sekaligus memperjuangkan agenda nasional dalam ruang global.

Terkini

Kemenkop dan PWI Bersinergi Dongkrak Kebangkitan Koperasi

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:55 WIB

Kemenekraf Dorong Buku Promosikan Lokasi Syuting Indonesia

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:51 WIB

Mendikti Dorong Lulusan Sarjana Indonesia Kerja Global

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:48 WIB

PNBP ESDM Capai 85 Persen Target APBN 2025

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:44 WIB

BPKH Jajaki Investasi King Salman Gate di Makkah

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:42 WIB