Indonesia Akhiri KLB Polio: Upaya Panjang yang Berbuah Hasil

Jumat, 21 November 2025 | 11:34:17 WIB
Indonesia Akhiri KLB Polio: Upaya Panjang yang Berbuah Hasil

JAKARTA - Setelah bertahun-tahun melakukan rangkaian penanganan intensif, Indonesia akhirnya memasuki babak baru dalam upaya memberantas penyakit menular. 

Penutupan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tipe 2 menjadi momentum besar yang tidak hanya mencerminkan keberhasilan pemerintah, tetapi juga menjadi sinyal penting bahwa kolaborasi nasional dapat melindungi generasi mendatang. 

Dengan hampir 60 juta dosis vaksin tambahan diberikan kepada anak-anak, capaian ini menjadi bukti konkret bahwa kerja bersama mampu menghentikan penyebaran penyakit berbahaya.

Keputusan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang secara resmi menutup KLB pada 19 November 2025 memperkuat bahwa Indonesia telah memenuhi seluruh kriteria penanggulangan polio sesuai standar global. Situasi ini juga menandai berakhirnya masa berat sejak kasus pertama dilaporkan pada Oktober 2022.

KLB Polio Resmi Berakhir: Perjalanan Panjang yang Tidak Sia-Sia

Sebelumnya, rendahnya cakupan imunisasi polio selama beberapa tahun membuat penyakit ini kembali muncul di sejumlah provinsi.

Namun, sejak Juni 2024 hingga kini, tidak ditemukan lagi virus polio pada anak-anak maupun lingkungan. Capaian ini tidak terlepas dari gerakan besar imunisasi nasional, yang mampu menjangkau wilayah dengan risiko tertinggi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menggarisbawahi pentingnya kemenangan ini. “Kita berhasil menghentikan penyebaran polio di Indonesia berkat dedikasi tenaga kesehatan, komitmen orang tua dan seluruh anggota masyarakat agar anak-anak diimunisasi, serta dukungan mitra,” ujarnya. 

Ia mengingatkan bahwa “kita tidak boleh berpuas diri. Risiko polio masih ada, terutama dengan adanya kesenjangan cakupan imunisasi di beberapa provinsi di Indonesia.”

WHO pun memberikan apresiasi tinggi. Dr. Saia Ma'u Piukala menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia adalah langkah kunci menuju dunia tanpa polio. Menurutnya, “Saya mendorong seluruh 38 negara dan wilayah di Pasifik Barat untuk tetap waspada. Suatu hari nanti, polio hanya tinggal sejarah.”

Respons Cepat dan Strategi Nasional: Dari Imunisasi hingga Surveilans

KLB polio yang berlangsung sejak Oktober 2022 memunculkan kasus di sejumlah provinsi, termasuk Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara, hingga Papua. Kasus cVDPV2 terakhir ditemukan pada 27 Juni 2024 di Papua Selatan. 

Untuk menghentikan penyebaran, pemerintah melakukan dua putaran imunisasi tambahan menggunakan vaksin novel OPV-2 (nOPV2) dari akhir 2022 hingga triwulan ketiga 2024.

Upaya ini diperkuat dengan peningkatan imunisasi rutin. Persentase anak yang menerima dosis kedua vaksin polio inaktif (IPV) naik dari 63 persen pada 2023 menjadi 73 persen pada 2024. Kenaikan signifikan ini mencerminkan meningkatnya kesadaran dan akses masyarakat terhadap layanan vaksinasi.

Pemerintah juga menerapkan strategi baru dengan penggunaan vaksin heksavalen, yang menggabungkan beberapa jenis perlindungan dalam satu suntikan. 

Vaksin ini melindungi anak dari polio, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia dan meningitis akibat Haemophilus influenza tipe b. Kebijakan ini mulai berjalan pada Oktober 2025 di DIY, NTB, Bali, dan enam provinsi di Tanah Papua.

Selain imunisasi, perbaikan sistem surveilans menjadi pilar penting lainnya. Indonesia mencatat kemajuan dalam deteksi dan investigasi Acute Flaccid Paralysis (AFP). Proses pelaporan, analisis, dan pengiriman spesimen telah meningkat secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

Tiga kali penilaian Outbreak Response Assessment (OBRA) yang dilakukan tim independen global—pada Juli 2023, Desember 2024, dan Juni 2025—menyimpulkan bahwa Indonesia telah menjalankan respons berkualitas tinggi dan membuktikan tidak adanya kasus baru.

Kolaborasi Besar: Dari Pemerintah hingga Masyarakat

Kesuksesan ini bukan hanya hasil kerja pemerintah pusat, tetapi buah kolaborasi lintas sektor dan dukungan organisasi internasional. WHO, UNICEF, UNDP, CHAI, Rotary International, serta pemerintah daerah turut menjadi bagian dari keberhasilan nasional. 

Dedikasi tenaga kesehatan yang bekerja hingga ke wilayah terpencil juga menjadi fondasi utama yang memastikan imunisasi mencapai semua anak.

Perwakilan UNICEF Indonesia, Maniza Zaman, menegaskan pentingnya sinergi tersebut. “Ini menunjukkan hal yang bisa kita capai ketika masyarakat, tenaga kesehatan, dan mitra bersatu. Kita harus terus menjaga momentum agar setiap anak mendapatkan imunisasi yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat.”

Kementerian Kesehatan juga menegaskan komitmen jangka panjang untuk menjaga Indonesia tetap bebas polio dengan memperkuat imunisasi rutin, meningkatkan surveilans, serta memperluas kerja sama lintas sektor.

Menjaga Indonesia Tetap Bebas Polio

Berakhirnya status KLB polio bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tugas besar menjaga generasi mendatang tetap terlindungi.

Capaian ini menunjukkan bahwa kerja sama nasional dapat menghentikan wabah, tetapi kewaspadaan harus terus dirawat. Dengan program imunisasi yang diperkuat dan partisipasi aktif masyarakat, harapan Indonesia bebas polio selamanya bukanlah angan-angan.

Terkini

Kemenkop dan PWI Bersinergi Dongkrak Kebangkitan Koperasi

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:55 WIB

Kemenekraf Dorong Buku Promosikan Lokasi Syuting Indonesia

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:51 WIB

Mendikti Dorong Lulusan Sarjana Indonesia Kerja Global

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:48 WIB

PNBP ESDM Capai 85 Persen Target APBN 2025

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:44 WIB

BPKH Jajaki Investasi King Salman Gate di Makkah

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:42 WIB