JAKARTA - Aliran modal asing masih deras ke pasar saham Indonesia.
Pada perdagangan Kamis, 20 November 2025, investor asing melakukan pembelian sebesar Rp 6,98 triliun dan penjualan Rp 5,71 triliun, sehingga tercatat net buy Rp 1,27 triliun.
Fenomena ini menunjukkan keyakinan investor asing terhadap prospek pasar modal Tanah Air meski IHSG bergerak fluktuatif.
Saham Perbankan Jadi Incaran Asing
Mayoritas net buy asing terkonsentrasi pada saham perbankan. Bank Mandiri (BMRI) menjadi yang paling banyak dibeli asing, dengan net buy Rp 582,2 miliar. Lalu Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) masing-masing tercatat net buy Rp 199,73 miliar, Rp 154,7 miliar, dan Rp 87,9 miliar.
Saham perbankan dianggap stabil dan memiliki kapitalisasi besar sehingga menjadi favorit investor asing untuk mendukung portofolio mereka di tengah volatilitas pasar.
10 Saham Net Foreign Buy Terbesar
Selain saham perbankan, investor asing juga memburu saham dari berbagai sektor. Berikut daftar 10 saham net buy terbesar asing pada perdagangan Kamis:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) – Rp 582,18 miliar
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) – Rp 250,17 miliar
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – Rp 199,73 miliar
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) – Rp 154,69 miliar
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) – Rp 153,83 miliar
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) – Rp 100,43 miliar
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) – Rp 87,89 miliar
PT Astra International Tbk (ASII) – Rp 62,63 miliar
PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) – Rp 44,85 miliar
PT MD Entertainment Tbk (FILM) – Rp 44,27 miliar
Daftar ini menunjukkan bahwa asing tidak hanya fokus pada perbankan, tapi juga sektor teknologi, properti, dan konsumer, menandakan diversifikasi portofolio.
Kinerja IHSG dan Aktivitas Perdagangan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan kemarin. Meskipun sempat naik 1% intraday, indeks menutup dengan kenaikan tipis 0,16% atau 13,34 poin ke level 8.419,92.
Sebanyak 311 saham naik, 306 saham turun, dan 195 saham stagnan. Aktivitas perdagangan tetap ramai, dengan nilai transaksi Rp 19,41 triliun, melibatkan 37,84 miliar saham dalam 2,29 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar naik menjadi Rp 15.409 triliun.
Mayoritas sektor bergerak di zona hijau, terutama utilitas, konsumer non-primer, dan kesehatan, sementara sektor barang baku, teknologi, dan properti terkoreksi.
Saham Penopang IHSG
Bank Mandiri (BMRI) menjadi penopang utama IHSG, menguat 1,86% ke Rp 4.940 per saham dengan sumbangsih 7,48 poin. Selain itu, saham emiten milik konglomerat juga ikut menopang indeks.
Beberapa saham yang turut mendukung kinerja IHSG termasuk BREN, DSSA, CUAN, VKTR, BUVA, dan WIFI. Aksi beli dari investor asing pada saham-saham ini menunjukkan fokus pada saham-saham dengan kapitalisasi besar dan fundamental kuat.
Kesimpulan dan Implikasi
Aliran modal asing yang terus masuk memberikan sentimen positif untuk IHSG, meskipun kenaikan indeks bersifat tipis. Investor asing tampak memilih saham perbankan, teknologi, dan konsumer sebagai favorit.
Bagi investor lokal, fenomena ini membuka peluang untuk memperhatikan saham-saham yang menjadi incaran asing. Net buy signifikan sering menjadi indikator sentimen pasar dan dapat memengaruhi arah pergerakan harga saham.
Dengan aktivitas perdagangan yang tinggi dan dukungan sektor utama, IHSG tetap menjadi pasar menarik bagi investor jangka pendek maupun menengah. Pemantauan saham-saham favorit asing menjadi strategi penting untuk meraih keuntungan.