Harga Emas Stabil Usai Pasar Cerna Data Penggajian AS

Jumat, 21 November 2025 | 09:55:58 WIB
Harga Emas Stabil Usai Pasar Cerna Data Penggajian AS

JAKARTA - Pergerakan harga emas global kembali menjadi sorotan setelah pasar menerima rilis data penggajian Amerika Serikat (AS) yang menambah ketidakpastian arah kebijakan suku bunga Federal Reserve. 

Pada Jumat, 21 November 2025, harga emas terlihat stabil usai reli dua hari beruntun dan kini investor tengah melakukan penilaian ulang terhadap prospek suku bunga bulan depan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar emas masih sensitif terhadap setiap perkembangan ekonomi AS, terutama terkait pasar tenaga kerja serta tingkat keyakinan The Fed dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Emas Tertahan Setelah Reli Dua Hari

Mengutip Investing.com, emas spot tercatat naik tipis 0,1 persen menjadi USD4.087,21 per ons, sementara emas berjangka pengiriman Desember menguat 0,2 persen menjadi USD4.084,84 per ons.

Penguatan ini menyusul dua hari reli yang sempat mendorong harga logam mulia itu naik lebih dari satu persen. Namun, laju positif emas terhenti pada Kamis akibat munculnya kembali keraguan pasar apakah The Fed benar-benar siap memangkas suku bunga pada pertemuan bulan depan.

Stabilnya harga emas menunjukkan bahwa investor memilih menunggu sinyal lebih pasti sebelum mengambil posisi lebih agresif.

Data Penggajian AS Timbulkan Ketidakpastian Baru

Rilis data penggajian non-pertanian AS menjadi faktor utama yang membuat pasar kembali berhati-hati. Laporan tersebut menunjukkan adanya lebih banyak lapangan kerja tercipta pada September dibanding perkiraan, namun di sisi lain tingkat pengangguran justru meningkat, memberi gambaran beragam mengenai kesehatan pasar tenaga kerja AS.

Data ini, meski tertunda akibat penutupan pemerintah federal yang berkepanjangan, tetap menjadi rujukan penting dalam membaca arah kebijakan The Fed. Walau demikian, pengaruhnya terhadap keputusan suku bunga Desember diperkirakan terbatas.

Angka penggajian non-pertanian mencapai 119 ribu, meningkat dari penurunan yang direvisi sebesar 4.000 pada Agustus. Para ekonom sebelumnya mengantisipasi kenaikan sekitar 50 ribu saja untuk September. Sementara itu, laporan Agustus sebenarnya menunjukkan kenaikan 22 ribu, bukan penurunan seperti koreksi terbaru.

Kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,4 persen, tertinggi dalam empat tahun, dari sebelumnya 4,3 persen, juga menandai adanya pelemahan kondisi tenaga kerja.

Sejumlah indikator swasta serta data klaim pengangguran yang keluar pekan ini turut menunjukkan tren pelemahan yang sama. Kondisi tersebut berpotensi memberi tekanan bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga demi menghindari kontraksi tenaga kerja lebih lanjut.

Kebijakan The Fed Masih Tidak Pasti

Risalah pertemuan terbaru The Fed mengindikasikan adanya perbedaan pandangan di antara para pembuat kebijakan terkait kelanjutan pemangkasan suku bunga. Perdebatan ini menunjukkan bahwa keputusan bulan depan belum sepenuhnya pasti dan bisa berubah seiring masuknya data baru.

Bagi harga emas, ketidakpastian ini bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, potensi pemangkasan suku bunga mendukung logam mulia karena menurunkan imbal hasil aset lain. Di sisi lain, keraguan The Fed menahan pelaku pasar untuk melakukan aksi beli besar-besaran.

Saat kondisi pasar seperti ini, emas biasanya bergerak stabil atau cenderung sideways hingga muncul sinyal yang lebih solid mengenai arah kebijakan moneter.

Pergerakan Logam Mulia Lain Ikut Tenang

Tidak hanya emas, logam mulia lainnya juga menunjukkan pergerakan yang relatif stabil. Platinum spot naik 0,1 persen menjadi USD1.558,95 per ons, sementara perak spot turun tipis menjadi USD50,833 per ons.

Kondisi harga ini mencerminkan minimnya dorongan baru dari pasar komoditas secara keseluruhan, yang masih menanti panduan lebih tegas dari ekonomi AS dan pergerakan dolar.

Pasar Masih Dalam Mode Tunggu

Dengan semakin banyak data ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan dihadapkan pada tekanan yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan. Namun, perdebatan internal mengenai risiko inflasi membuat keputusan pemangkasan suku bunga tidak mudah.

Situasi ini membuat investor emas berada dalam mode “wait and see”. Stabilnya harga emas pada Jumat menggambarkan bahwa pasar tengah menunggu kejelasan, bukan kehilangan minat terhadap aset aman tersebut.

Rilis data ekonomi lanjutan dalam beberapa pekan ke depan kemungkinan menjadi penentu arah emas berikutnya. Jika data menunjukkan ekonomi terus melemah, peluang pemangkasan suku bunga meningkat, dan emas berpotensi kembali reli.

Harga Stabil di Tengah Ketidakpastian

Pergerakan emas pada Jumat mencerminkan dinamika pasar yang tengah mencerna data ekonomi AS, khususnya terkait kondisi tenaga kerja. Kenaikan yang terbatas menunjukkan bahwa ketidakpastian mengenai keputusan The Fed pada Desember masih menjadi faktor utama penahan harga.

Meski demikian, emas tetap berada di level tinggi dan mempertahankan momentum positif dari reli sebelumnya. Selama tekanan terhadap pasar tenaga kerja berlanjut, sentimen bullish terhadap emas tetap kuat, meskipun pergerakannya tidak terlalu agresif dalam jangka pendek.

Terkini

Kemenkop dan PWI Bersinergi Dongkrak Kebangkitan Koperasi

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:55 WIB

Kemenekraf Dorong Buku Promosikan Lokasi Syuting Indonesia

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:51 WIB

Mendikti Dorong Lulusan Sarjana Indonesia Kerja Global

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:48 WIB

PNBP ESDM Capai 85 Persen Target APBN 2025

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:44 WIB

BPKH Jajaki Investasi King Salman Gate di Makkah

Jumat, 21 November 2025 | 13:38:42 WIB