BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Indonesia 2025 Segera Tiba

Kamis, 20 November 2025 | 10:37:30 WIB
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan Indonesia 2025 Segera Tiba

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan beberapa wilayah Indonesia bagian barat telah memasuki puncak musim hujan.

Fenomena ini terjadi pada November hingga Desember 2025, sejalan dengan tren awal musim hujan di kawasan tersebut.

Wilayah barat termasuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan telah merasakan curah hujan meningkat secara signifikan sejak beberapa bulan terakhir.

Namun, puncak musim hujan di wilayah selatan dan timur diprediksi berbeda waktunya, baru akan mencapai intensitas maksimal pada Januari–Februari 2026.

Hujan Lebat Terjadi di Berbagai Wilayah

Dalam beberapa hari terakhir, BMKG mencatat curah hujan tinggi mencapai 50–100 mm per hari di sejumlah daerah.
Contohnya, Tanah Merah di Papua Selatan 92,2 mm/hari, Palembang 65,2 mm/hari, Tanjung Harapan 60 mm/hari, dan Nunukan 70,2 mm/hari.

Wilayah lain yang terdampak hujan lebat termasuk Bandaneira, Maluku (62,9 mm/hari), Makassar 61,4 mm/hari, Mimika 58,2 mm/hari, dan Tolitoli 56,3 mm/hari. BMKG menyebut, kondisi ini dipengaruhi faktor atmosfer skala global, regional, dan lokal yang kompleks.

Musim Hujan Lebih Awal di Sebagian Wilayah

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengungkapkan 42% wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal dari biasanya. Sebanyak 294 Zona Musim (ZOM) telah terdeteksi memasuki curah hujan normal hingga lebih tinggi dari rata-rata.

Sementara 7,1% ZOM atau 51 zona mengalami hujan sesuai jadwal normal, dan 8% atau 56 ZOM diprediksi mundur.
Selain itu, 27% ZOM di Indonesia tercatat mengalami musim hujan yang lebih basah dari biasanya, termasuk sebagian kecil Sumatera, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Wilayah Timur dan Selatan Masih Menunggu Puncak

Berbeda dengan barat, wilayah timur dan selatan Indonesia akan merasakan puncak musim hujan sedikit lebih lambat.
Diperkirakan puncak hujan baru terjadi Januari–Februari 2026, mencakup sebagian Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Wilayah ini cenderung mengalami curah hujan normal, meski ada beberapa daerah yang tercatat lebih basah.
Kondisi ini hampir sama dengan pola musim hujan sebelumnya, yang tidak terjadi serentak di seluruh Indonesia.

Normal dan Abnormal Curah Hujan di Indonesia

BMKG menjelaskan, sebagian besar hujan kali ini bersifat normal, dengan sebagian wilayah mengalami intensitas di atas rata-rata. “Sebagian besar wilayah Indonesia curah hujan, sifat hujannya adalah normal secara mayoritas dengan diwarnai di beberapa daerah 27% itu di atas normal,” jelas Ardhasena Sopaheluwakan.

Hujan lebih tinggi dari normal terjadi di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, Maluku, Papua Barat bagian timur, dan sebagian Papua. Fenomena ini menjadi perhatian penting untuk mitigasi banjir dan kesiapsiagaan masyarakat menjelang puncak musim hujan.

Waspada Potensi Dampak Hujan Lebat

Intensitas hujan yang meningkat berpotensi menimbulkan genangan, banjir, hingga longsor di sejumlah daerah.
BMKG menekankan masyarakat tetap waspada, terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

Pihak berwenang juga diimbau meningkatkan kesiapsiagaan dengan memantau peringatan dini dan mengatur sistem drainase. Kesiapan pemerintah daerah menjadi kunci mengurangi risiko kerugian akibat hujan ekstrem pada puncak musim hujan.

Musim hujan di Indonesia 2025 tidak merata waktunya; barat lebih awal, timur dan selatan lebih lambat.
Sebanyak 47,6% wilayah telah memasuki musim hujan, dengan beberapa daerah mengalami hujan lebih tinggi dari normal.

BMKG meminta masyarakat waspada dan siap menghadapi curah hujan lebat, serta memanfaatkan informasi prakiraan cuaca terkini. Pemahaman pola musim hujan dapat membantu perencanaan aktivitas, mitigasi risiko bencana, dan kesiapan logistik menjelang puncak hujan.

Terkini