Manchester United Pertimbangkan Penjualan Pemain Demi Patuh PSR

Rabu, 19 November 2025 | 10:17:16 WIB
Manchester United Pertimbangkan Penjualan Pemain Demi Patuh PSR

JAKARTA - Manchester United kembali menjadi sorotan, bukan karena performa di lapangan, melainkan situasi finansial yang menuntut keputusan penting di bursa transfer. 

Aturan Profit and Sustainability Ratio (PSR) Premier League membuat klub harus melakukan penyesuaian agar tetap berada dalam jalur yang diperbolehkan secara regulasi.

Stefan Borson, mantan penasihat finansial Manchester City, menilai United berpotensi mengambil langkah besar demi menjaga stabilitas finansial mereka. Penjualan pemain, terutama mereka yang memiliki nilai pasar tinggi atau gaji besar, dianggap sebagai cara paling efektif memenuhi target PSR.

Dalam kondisi seperti ini, nama Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo disebut-sebut sebagai aset yang dapat memberikan dampak signifikan jika dijual. Keduanya berada dalam situasi berbeda—Rashford dipinjamkan, sementara Mainoo jarang tampil—namun sama-sama menyimpan nilai yang besar bagi perhitungan PSR klub.

Keputusan terkait masa depan keduanya diyakini akan sangat memengaruhi strategi United di bursa transfer Januari. Klub kini dihadapkan pada pilihan sulit: memperkuat tim, atau menjaga neraca finansial tetap aman.

Potensi Penjualan Marcus Rashford

Marcus Rashford menjalani musim yang berbeda setelah dipinjamkan ke Barcelona untuk satu tahun. Performa impresifnya di Catalan membuka kemungkinan besar bagi klub Spanyol itu untuk mengaktifkan opsi pembelian permanen yang berkisar 30 juta poundsterling.

Meski demikian, langkah ini memiliki tantangan tersendiri. Rashford adalah salah satu pemain dengan gaji tertinggi di Manchester United, mencapai 325 ribu poundsterling per minggu. Jika bergabung permanen dengan Barcelona, ia hampir pasti harus menerima pemotongan gaji agar kesepakatan terwujud.

Borson melihat penjualan Rashford sebagai peluang finansial yang menguntungkan.

“Rashford kemungkinan akan dijual sekitar £25 juta, yang sebenarnya bukan harga yang besar untuk pemainnya, tapi ini akan memberikan keuntungan £25 juta dalam perhitungan PSR mereka,” jelas Stefan Borson kepada Football Insider.

Ia menambahkan bahwa United memiliki sejumlah pemain muda yang bisa mengisi posisi yang ditinggalkan Rashford, sehingga langkah ini mungkin lebih mudah diterima secara teknis.

“Mereka memiliki beberapa pemain muda yang pada akhirnya, situasi seperti Mainoo mungkin akan terselesaikan sehingga memberi mereka lebih banyak kenyamanan.”

Dengan nilai penjualannya dan beban gaji yang bisa dilepas, Rashford menjadi salah satu kandidat terkuat untuk memperbaiki posisi finansial United menjelang bursa transfer.

Kobbie Mainoo Bisa Jadi Sumber PSR

Selain Rashford, Kobbie Mainoo juga disebut sebagai pemain yang memiliki potensi besar dalam aspek finansial. Meski merupakan lulusan akademi dan dipandang sebagai aset jangka panjang, kenyataannya Mainoo belum tampil sebagai starter di tujuh pertandingan awal Premier League.

Minimnya menit bermain membuat spekulasi penjualannya semakin kuat. Menurut Borson, situasi ini bisa memberikan peluang bagi United untuk mendapatkan pemasukan signifikan, terutama karena nilai pasar sang gelandang terus meningkat.

“Mainoo, berapa nilainya? Mungkin 40 sampai 50 juta, jadi kemungkinan seseorang akan membeli jika United ingin menjualnya,” ujar Borson.

Ia menegaskan penjualan pemain akademi seperti Mainoo akan memberikan keuntungan penuh dalam perhitungan PSR, karena tidak ada biaya historis yang harus dihitung dalam pembukuan.

“Hal itu akan memberikan dampak besar pada perhitungan PSR mereka,” lanjutnya.

Situasi ini membuat Mainoo menjadi salah satu keputusan paling sensitif yang harus dibuat United: apakah mempertahankan talenta muda potensial, atau memanfaatkannya untuk memperbaiki kondisi finansial klub.

Dinamika Bursa Transfer Januari dan Strategi Klub

Sky Sports melaporkan bahwa Manchester United kemungkinan tidak akan mendatangkan pemain baru pada bursa transfer Januari. Namun, Borson menilai situasinya terbuka untuk berubah, tergantung pada posisi klub di kompetisi Eropa.

Jika United ingin belanja, mereka sebenarnya masih memiliki ruang finansial. Namun, ruang tersebut tidak besar, sehingga setiap aktivitas transfer harus diperhitungkan dengan hati-hati.

“Mereka memiliki sedikit kelonggaran jika ingin berbelanja, dan saya pikir mereka mungkin akan melakukannya,” ujar Borson.

Ia menjelaskan bahwa kondisi klub di Liga Champions bisa menjadi faktor penentu arah belanja mereka. Selama United masih dalam persaingan di kompetisi tersebut, mereka memiliki dorongan tambahan untuk memperkuat skuad.

“Sepertinya mereka masih ikut bersaing di Liga Champions. Saya rasa situasinya akan berbeda jika mereka berjuang hanya untuk masuk ke Conference League atau Liga Europa,” tambahnya.

Pendapatan dari Liga Champions dianggap jauh lebih besar, sehingga keputusan belanja menjadi lebih logis dibandingkan jika klub hanya memburu tiket kompetisi Eropa lain yang kurang menguntungkan.

Borson menutup analisanya dengan menyebut United berpotensi mengambil langkah oportunistis.

Terkini

Stres Ibu Hamil Bisa Percepat Pertumbuhan Gigi Susu

Rabu, 19 November 2025 | 13:14:05 WIB

Tom Cruise Raih Oscar Pertama Setelah Empat Dekade

Rabu, 19 November 2025 | 13:14:04 WIB

Cegah Hoaks Kanker Leher Rahim dengan Imunisasi HPV

Rabu, 19 November 2025 | 13:14:03 WIB

Cara Ampuh Bersihkan Emas Menghitam Agar Berkilau

Rabu, 19 November 2025 | 13:14:02 WIB

Bibir Hitam? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Rabu, 19 November 2025 | 13:14:01 WIB