JAKARTA - Perusahaan konsultan properti global CBRE menilai pasar properti di Jakarta memasuki fase pertumbuhan berkelanjutan.
Pasokan baru yang terbatas di segmen primer mendorong stabilitas okupansi dan kenaikan sewa, terutama di sektor premium.
Angela Wibawa, Managing Director CBRE - Advisory Services Indonesia, menyatakan, “Perluasan ritel berbasis logistik tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan properti Jakarta.”
CBRE juga berkomitmen memperluas kehadirannya di Indonesia untuk mendukung klien lokal dan internasional menavigasi pasar properti yang dinamis.
Transformasi digital dan adopsi cloud di Asia Tenggara turut memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar utama pusat data.
“Negara ini kini menempati peringkat kedua di kawasan untuk kapasitas pipa, dengan pasokan diperkirakan meningkat sekitar 40 persen,” ujar Angela.
Faktor strategis seperti lahan industri dan infrastruktur listrik menjadi kunci mendukung ekonomi digital.
Stabilitas Ekonomi dan Prospek Pertumbuhan
Head of Research & Consultancy CBRE Indonesia, Anton Sitorus, menyebut Indonesia mempertahankan pertumbuhan sekitar 5 persen per tahun selama lima tahun terakhir.
Momentum ini diperkirakan berlanjut hingga 2027, sejalan dengan target pemerintah mencapai 6–8 persen pada 2029.
Anton menekankan, stabilitas ini menjadi landasan bagi keputusan properti, mulai dari ekspansi multinasional hingga investasi lokal. Selain itu, mal-mal di Jakarta tengah bertransformasi menjadi destinasi gaya hidup, bukan sekadar pusat belanja tradisional.
Penekanan pada retailtainment mengubah pengalaman konsumen dengan memadukan belanja, hiburan, budaya, dan sosial. “Mal-mal premium memimpin kinerja dengan portofolio merek kuat, sementara mal menengah berinovasi melalui aktivasi dan acara yang relevan dengan audiens media sosial,” jelas Anton.
Sektor Perkantoran dan Gedung Premium
Co-Head of Office Services CBRE Indonesia, Judy Sinurat, menyebut sektor perkantoran juga tengah mengalami transformasi.
Perusahaan kini mengejar kualitas, keberlanjutan, dan fleksibilitas ruang kerja untuk mendukung nilai merek dan kesejahteraan karyawan.
Albert Dwiyanto, Co-Head of Office Services CBRE Indonesia, menyebut CBD Jakarta memiliki stok 7,1 juta meter persegi dengan okupansi 75 persen. Sewa rata-rata mencapai sekitar 170.000 per meter persegi per bulan, namun pasokan baru terbatas, hanya sekitar 188.000 meter persegi hingga 2028.
Keterbatasan pasokan ini mendorong kenaikan sewa, terutama gedung premium, dan memperkuat tren “flight-to-quality”.
Permintaan akan ruang berkualitas tinggi membuat investor dan penyewa lebih fokus pada gedung yang menawarkan fasilitas canggih dan sertifikasi hijau.
Pertumbuhan Industri dan Logistik di Luar Kota
Head of Industrial & Logistics Services CBRE Indonesia, Ivana Susilo, menekankan bahwa narasi sektor industri juga menarik di luar pusat kota. Perubahan kebiasaan konsumen akibat e-commerce dan posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik mendorong permintaan lahan industri modern.
Tingkat okupansi kawasan industri dan pusat logistik utama tetap tinggi, mencerminkan permintaan yang stabil.
Namun, pasokan lahan industri kesulitan mengikuti permintaan, sehingga harga dan sewa tetap stabil dengan tekanan meningkat.
Investasi di sektor logistik modern menjadi kunci mendukung pertumbuhan ekonomi digital.
Fasilitas industri dan logistik yang efisien membantu perusahaan menghadapi perubahan konsumsi dan meningkatkan daya saing nasional.
Pasar Properti Jakarta Siap Tumbuh Berkelanjutan
Dengan pasokan terbatas di segmen primer, properti premium Jakarta diproyeksikan tetap stabil dalam okupansi dan sewa. Transformasi mal, perkantoran hijau, dan lahan industri modern menjadi pendorong utama pertumbuhan berkelanjutan di kota ini.
CBRE menekankan, adaptasi terhadap tren digital dan perubahan perilaku konsumen menjadi faktor penting.
Investor dan penyewa di Jakarta kini fokus pada kualitas, keberlanjutan, dan fleksibilitas untuk mengoptimalkan nilai dan pengalaman properti.
Pertumbuhan sektor properti, logistik, dan pusat data mencerminkan prospek jangka panjang Indonesia sebagai pasar strategis di Asia Tenggara. Dengan strategi yang tepat, Jakarta akan terus menjadi magnet investasi properti dan pusat ekonomi yang dinamis hingga tahun-tahun mendatang.