Gubernur Babel Pastikan Pasokan BBM Aman Usai Gangguan Cuaca

Selasa, 18 November 2025 | 09:27:05 WIB
Gubernur Babel Pastikan Pasokan BBM Aman Usai Gangguan Cuaca

JAKARTA - Permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sempat terjadi di Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mulai menemukan titik terang. 

Setelah beberapa hari masyarakat mengeluhkan stok BBM yang menipis di sejumlah wilayah, pemerintah provinsi memastikan bahwa kondisi pasokan kini kembali stabil. Gangguan distribusi yang muncul sebelumnya rupanya dipicu oleh faktor cuaca, sebuah risiko yang tidak dapat dihindari bagi daerah kepulauan.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menjelaskan bahwa hambatan pengiriman BBM terjadi karena cuaca buruk yang memengaruhi proses distribusi. 

“Cuaca rupaya (faktor) ini lah resiko kepulauan,” kata Hidayat, Senin. Kondisi geografis Babel yang dikelilingi laut menjadikan proses distribusi bergantung pada keamanan jalur pelayaran.

Meski demikian, Hidayat menegaskan bahwa pasokan BBM saat ini dalam kondisi aman. Pihak Pemerintah Provinsi telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi tanpa gangguan berkepanjangan.

Penimbunan BBM Jadi Sorotan Pemerintah Daerah

Selain gangguan distribusi akibat cuaca, Gubernur Babel juga menyoroti isu lain yang memperburuk situasi, yaitu dugaan penimbunan BBM di wilayah Belinyu, Kabupaten Bangka. Ia menyayangkan tindakan tersebut dan meminta aparat penegak hukum bertindak tegas.

“Kapolda proes secara hukum, tidak ada ampun, merugikan negara dan daerah,” ujarnya. Penegasan ini disampaikan sebagai respons atas indikasi penyalahgunaan pasokan BBM bersubsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat dan sektor yang berhak.

Menurut Hidayat, kuota BBM di Babel sebenarnya mencukupi kebutuhan daerah. Namun, persoalan muncul pada pola pengaturan pendistribusian. “Sebenarnya cukup, hanya pengaturannya, karena minyak itu dipakai tambang, ada indikasi ke sana, padahal minyak itu untuk industri kecil,” katanya.

Pernyataannya menyoroti salah satu akar masalah yang sering muncul dalam distribusi BBM bersubsidi: alokasi yang tidak tepat sasaran. Ketika BBM subsidi mengalir ke sektor tambang ataupun kegiatan yang tidak berhak, ketersediaan bagi masyarakat umum menjadi terganggu.

Pertamina Optimalkan Penyaluran dan Pengawasan

Di tengah situasi yang berkembang, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel turut memastikan bahwa distribusi BBM di Babel terus dioptimalkan. Perusahaan menegaskan bahwa penyaluran BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar dilakukan sesuai kuota yang telah ditetapkan pemerintah untuk setiap daerah.

"Pertalite dan Solar merupakan jenis BBM subsidi yang kuotanya telah ditetapkan oleh pemerintah sesuai kebutuhan per daerah. 

Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan Pertalite dan Solar dengan bijak, sesuai peruntukannya, sehingga subsidi energi benar-benar bermanfaat bagi mereka yang berhak," kata Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi.

Pertamina juga menyampaikan bahwa mereka terus memantau kondisi distribusi BBM subsidi secara berkala. Langkah ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan tetap terjaga di seluruh SPBU. 

Dalam wilayah kepulauan seperti Babel, tantangan cuaca menjadi faktor penting yang harus diantisipasi. Karenanya, tim operasional Pertamina disiagakan menghadapi potensi hambatan pengiriman.

Rusminto merinci langkah antisipatif yang dilakukan Pertamina, mulai dari pengawasan rutin hingga kesiapan mengatur strategi logistik. “Tim operasional juga siaga mengantisipasi kendala distribusi, termasuk dampak faktor cuaca yang dapat memengaruhi pengiriman BBM ke wilayah kepulauan,” katanya.

Pengaturan SPBU Diperketat Demi Kelancaran Layanan

Selain memastikan ketersediaan BBM, Pertamina juga memberikan instruksi khusus kepada seluruh SPBU di Babel untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengaturan antrean. Langkah ini diambil sebagai upaya menjaga kenyamanan sekaligus mencegah penumpukan kendaraan di area SPBU.

“Dalam menjaga ketertiban pelayanan, Pertamina menginstruksikan seluruh SPBU untuk mengoptimalkan pengaturan antrean dan penugasan petugas marshall di titik-titik padat kendaraan guna memastikan kenyamanan konsumen sekaligus menghindari penumpukan yang dapat mengganggu arus lalu lintas,” jelas Rusminto.

Petugas marshall berperan memastikan kendaraan teratur memasuki jalur pengisian, sekaligus mempercepat proses pelayanan. Keberadaan mereka sangat krusial terutama pada waktu sibuk atau ketika pasokan BBM baru saja masuk sehingga antrean menjadi lebih padat dari biasanya.

Pertamina juga mendorong masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan (panic buying). Mereka mengingatkan bahwa distribusi berjalan sesuai mekanisme dan pasokan terus dikendalikan dengan baik, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan.

Sinergi Pemerintah dan Pertamina Kunci Stabilitas Pasokan

Situasi yang terjadi di Babel menggambarkan bagaimana faktor eksternal seperti cuaca dan faktor internal seperti penyalahgunaan BBM subsidi dapat memengaruhi ketersediaan bahan bakar. Namun, koordinasi antara pemerintah daerah dan Pertamina menunjukkan upaya nyata untuk menjaga stabilitas pasokan.

Dengan komunikasi intensif, proses pengiriman dapat segera dipulihkan meskipun sempat tertunda. Pemerintah daerah yang aktif melakukan pengawasan dan penegakan hukum juga memberikan sinyal kuat bahwa praktik penimbunan tidak akan dibiarkan.

Masyarakat diharapkan turut mendukung langkah-langkah ini dengan menggunakan BBM subsidi sesuai peruntukan, melapor apabila mengetahui penyimpangan, serta tidak melakukan aksi panic buying yang berpotensi memperburuk situasi.

Keberlanjutan distribusi BBM di daerah kepulauan seperti Babel memang membutuhkan pemantauan ekstra. Namun, melalui sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, penegak hukum, dan Pertamina, ketersediaan energi dapat tetap terjaga demi mendukung aktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi regional.

Terkini