Literasi Digital Kini Fokus pada Keterampilan Praktis dan Mandiri

Selasa, 04 November 2025 | 14:20:05 WIB
Literasi Digital Kini Fokus pada Keterampilan Praktis dan Mandiri

JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menegaskan bahwa arah kebijakan literasi digital di Indonesia kini telah bertransformasi. 

Pendekatan yang sebelumnya bersifat umum dan seremonial, kini diarahkan untuk memperkuat kemampuan praktis dan membangun kemandirian teknologi masyarakat.

“Program literasi digital seperti yang kita kenal lima tahun lalu mungkin sudah berubah. Dulu lebih banyak berbentuk kegiatan massal, misalnya mengumpulkan ribuan orang dan memberikan ceramah singkat tentang penggunaan internet," ujar Nezar dalam keterangannya di Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa pendekatan lama dianggap sudah cukup dalam tahap dasar, dan kini waktunya untuk beralih ke level yang lebih mendalam. Fokus baru program literasi digital adalah mencetak generasi muda yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga menciptakan dan mengembangkan teknologi itu sendiri.

“Kita tidak ingin generasi muda hanya menjadi pengguna. Mereka juga perlu memahami bagaimana membuat aplikasi dan mengembangkan teknologi,” tegas Nezar.

Bangun Talenta Digital Lewat Pendidikan dan Pelatihan Terarah

Untuk memperkuat kemampuan digital masyarakat, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyiapkan jalur pendidikan dan pelatihan yang lebih fokus melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS).

Program ini menjadi wadah bagi anak muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan kompetensi digital sesuai kebutuhan industri. Nezar menyebutkan, Kemkomdigi memperluas kerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi global agar peserta pelatihan memperoleh keterampilan yang relevan dengan perkembangan industri digital masa kini.

“Melalui BPSDM dan Digital Talent Scholarship, kami memberikan beasiswa dalam dan luar negeri. Program ini kami sesuaikan dengan kebutuhan industri digital melalui pelatihan peningkatan kemampuan (upskilling) dan penyesuaian (reskilling),” jelasnya.

Selain fokus pada pengembangan sumber daya manusia, Kemkomdigi juga memperkuat fondasi digital pemerintah. Salah satu langkah strategisnya adalah mengintegrasikan lebih dari 27.000 aplikasi dan 2.800 ruang server daerah ke dalam Komputasi Awan Pemerintah (Government Cloud) untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan data publik.

“Ada sekitar 27.000 aplikasi dan lebih dari 2.800 ruang server di berbagai daerah. Semua ini perlu disatukan di bawah Government Cloud. Kami sedang menyusun aturan mainnya agar lebih aman, termasuk memperhatikan keamanan siber dan tata kelola data, mana yang tertutup, terbatas, maupun terbuka,” papar Nezar.

Digitalisasi Daerah Jadi Bukti Nyata Dampak Positif Teknologi

Nezar juga mencontohkan bagaimana penerapan digitalisasi di daerah memberikan hasil yang nyata. Salah satunya adalah inovasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumedang yang membuat aplikasi sederhana untuk memantau asupan protein bagi ibu hamil dan balita.

Aplikasi tersebut terbukti efektif dalam menurunkan angka stunting di wilayah itu. “Hasilnya, angka stunting turun sekitar lima hingga enam persen,” ungkap Nezar.

Contoh tersebut menunjukkan bahwa literasi digital dan transformasi teknologi bukan hanya konsep, tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ia menilai bahwa semakin banyak daerah yang berinovasi dengan pendekatan digital, semakin cepat pula pembangunan nasional bergerak menuju efisiensi dan inklusivitas.

Perluasan Akses Internet dan Transformasi Digital yang Inklusif

Selain penguatan kapasitas manusia dan tata kelola data, Kemkomdigi juga berupaya memperluas akses digital melalui infrastruktur konektivitas. Salah satu langkah strategis yang baru dilakukan adalah pelelangan frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband berkecepatan tinggi.

“Komdigi baru saja melelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan fixed broadband. Kami berharap operator yang memenangi lelang dapat menyediakan internet berkecepatan 100 Mbps dengan tarif antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per bulan,” ujar Nezar.

Layanan ini ditargetkan menjangkau hingga 20 juta pengguna baru dalam tiga tahun ke depan. Dengan harga yang terjangkau, masyarakat menengah ke bawah dapat menikmati koneksi internet cepat yang mendukung kegiatan belajar, bekerja, hingga berwirausaha dari rumah.

Nezar menegaskan bahwa keberhasilan transformasi digital nasional bergantung pada keseimbangan tiga unsur utama: manusia, infrastruktur, dan tata kelola data.

“Kemajuan teknologi berlangsung sangat cepat, karena itu fokus pendidikan dan literasi digital harus terus menyesuaikan agar masyarakat mampu beradaptasi dan berdaya,” pungkasnya.

Terkini

Aplikasi Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang 2025

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:35 WIB

6 Kelebihan dan Kekurangan Bank BCA yang Perlu Diketahui

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:34 WIB

Apakah Barang di Zalora Original? Yuk Kita cari tahu!

Selasa, 04 November 2025 | 23:30:33 WIB