Indonesia Dorong AI Beretika dan Digitalisasi UMKM di APEC

Sabtu, 01 November 2025 | 11:18:06 WIB
Indonesia Dorong AI Beretika dan Digitalisasi UMKM di APEC

JAKARTA - Dalam ajang Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2025 yang digelar di Gyeongju, Korea Selatan, Indonesia menegaskan peran aktifnya dalam mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang berlandaskan etika serta memperkuat digitalisasi inklusif bagi UMKM.

Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, membawa misi besar untuk memastikan kemajuan teknologi di kawasan Asia Pasifik tetap menempatkan manusia sebagai pusat perkembangan digital. 

Pendekatan ini dikenal dengan istilah human-centered AI — suatu gagasan bahwa teknologi harus dikendalikan oleh manusia agar tetap mematuhi prinsip etika dan tanggung jawab sosial.

AI Berbasis Etika Jadi Fokus Utama Indonesia

Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia hadir di forum APEC kali ini dengan fokus pada dua hal penting: penerapan AI yang beretika dan penguatan digitalisasi untuk pelaku UMKM.

“Nanti, posisi Indonesia adalah untuk mendorong digitalisasi inklusif dan UMKM. Kemudian, terkait dengan AI, Indonesia mendorong human-centered AI,” ujar Airlangga.

Menurutnya, human-centered AI menempatkan manusia di dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh mesin, agar setiap sistem cerdas tetap mempertimbangkan aspek moral dan sosial.

Human-centered AI itu artinya AI yang berbasis dalam loop-nya itu ada intervensi human. Ini human intervention atau human-centered AI itu menjadi penting karena itu mendorong ethics daripada AI itu sendiri,” tambahnya.

Dengan pendekatan ini, Indonesia menekankan bahwa kemajuan teknologi bukan hanya tentang efisiensi dan otomatisasi, tetapi juga tentang tanggung jawab dan dampak kemanusiaan.

Sejalan dengan Tema “Building a Sustainable Tomorrow”

KTT APEC 2025 mengusung tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper”, yang menggambarkan komitmen negara-negara anggota untuk membangun masa depan berkelanjutan melalui konektivitas, inovasi, dan kemakmuran bersama.

Airlangga menyebutkan, sikap Indonesia selaras dengan ketiga pilar tersebut. Dalam konteks innovate, Indonesia menyoroti transformasi digital dan penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar siap menghadapi era otomasi dan AI.

“Intervensi manusia dalam perkembangan AI saat ini sejalan dengan tema innovate yang menyoroti transformasi digital, kecerdasan buatan, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia,” ujarnya.

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, melihat AI bukan semata teknologi canggih, tetapi juga alat untuk memberdayakan masyarakat dan memperkuat daya saing ekonomi nasional, terutama melalui kolaborasi di sektor pendidikan, riset, dan inovasi industri.

Dorong Inklusi Digital dan Penguatan UMKM

Selain membahas isu etika dalam AI, Indonesia juga membawa agenda besar terkait digitalisasi inklusif bagi UMKM — sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Di bawah tema connect, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia akan memperjuangkan kerja sama ekonomi digital yang merata di seluruh kawasan Asia Pasifik, dengan memberikan perhatian khusus pada akses UMKM terhadap teknologi, pembiayaan, dan pasar global.

“Delegasi Indonesia akan berdiplomasi pada penguatan digitalisasi inklusif bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menitikberatkan arah kebijakan pada kerja sama perdagangan, investasi, dan rantai pasok global (supply chain),” jelasnya.

Pemerintah menilai, transformasi digital UMKM adalah kunci agar pelaku usaha kecil dapat bertahan dan tumbuh di tengah perubahan ekonomi global yang cepat.

Selain itu, dalam pembahasan APEC, Indonesia juga mengangkat isu ketahanan pangan dan energi serta pengembangan ekonomi kreatif yang dinilai bisa menjadi motor pertumbuhan baru di masa depan.

“Indonesia juga akan mendorong terkait dengan ketahanan pangan dan energi, serta ekonomi kreatif sebagai motor pertumbuhan,” ujar Airlangga.

Komitmen terhadap Kemakmuran dan Keberlanjutan

Sementara itu, pilar prosper dalam tema KTT APEC menyoroti upaya kolektif negara-negara anggota untuk mencapai kemakmuran yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, Indonesia berfokus pada empat hal utama:

Pencapaian carbon neutrality atau net-zero emission,

Ketahanan pangan dan energi nasional,

Inklusi sosial dan ekonomi, serta

Antisipasi terhadap populasi menua (aging population).

Airlangga menyebut, Indonesia akan terus berperan aktif dalam upaya menjaga resiliensi ekonomi kawasan, salah satunya dengan mendorong penguatan kepercayaan (trust) antarnegara APEC melalui kolaborasi nyata yang saling menguntungkan.

“Indonesia juga mendorong penguatan kepercayaan (trust) dan ketahanan ekonomi (resiliency) antarnegara melalui kerja sama yang bersifat praktis, guna menjaga stabilitas dan keberlanjutan ekonomi di kawasan,” tuturnya.

Langkah ini dinilai penting mengingat berbagai tantangan global — mulai dari perubahan iklim, geopolitik, hingga fluktuasi ekonomi — menuntut negara-negara untuk memperkuat kerja sama lintas sektor dan lintas batas.

Human-Centered AI untuk Dunia yang Lebih Adil

Pendekatan AI berpusat pada manusia yang disuarakan Indonesia di forum APEC menjadi penegasan bahwa kemajuan teknologi harus selalu diimbangi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam hal ini, peran manusia bukan hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai penjaga moral dan etika dalam ekosistem digital.

Bagi Indonesia, teknologi seperti AI harus menjadi sarana untuk menciptakan inklusivitas, pemerataan kesempatan, dan kesejahteraan bersama, bukan sekadar alat bisnis.

KTT APEC 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global — tidak hanya sebagai pasar besar, tetapi juga sebagai pelopor dalam penerapan teknologi yang beretika dan berkeadilan sosial.

Dengan komitmen terhadap human-centered AI, transformasi digital UMKM, serta ketahanan ekonomi dan energi, Indonesia menunjukkan bahwa masa depan berkelanjutan hanya bisa dicapai bila inovasi berjalan seiring dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kolaborasi internasional yang kuat.

Terkini