Pemugaran Candi Plaosan Lor Tingkatkan Wisata dan Edukasi Budaya

Senin, 27 Oktober 2025 | 13:44:06 WIB
Pemugaran Candi Plaosan Lor Tingkatkan Wisata dan Edukasi Budaya

JAKARTA - Situs Candi Plaosan Lor di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kembali bersinar setelah rampungnya pemugaran Candi Perwara Deret II No. 19. Pemugaran ini menjadi bagian dari upaya lebih luas untuk mengembangkan kawasan candi agar pengunjung dapat menikmati pengalaman budaya yang lebih menyeluruh, sekaligus memahami sejarah dan nilai spiritual yang terkandung dalam setiap relief dan struktur bangunan.

Pemugaran Candi Perwara Selesai, Tenaga Lokal Terlibat

Menurut rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 23 Oktober 2025, Candi Perwara Deret II No. 19 memiliki ukuran 4,89 meter persegi dengan tinggi 7,26 meter. Pemugaran dilakukan dalam dua tahap dengan melibatkan 32 tenaga ahli dan pekerja lokal, termasuk arkeolog, teknisi pemetaan, konservator, juru foto, dan juru pugar.

Proses pemugaran satu perwara diperkirakan memakan waktu 11 bulan, berlangsung antara 2024–2025. Keberhasilan pemugaran ini menandai purna pugar ke-27 yang dilakukan Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) X di kawasan Candi Plaosan Lor. Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menekankan bahwa pemugaran bukan hanya melindungi fisik bangunan, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar agar terlibat aktif dalam menjaga warisan budaya.

"Pemugaran ini tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian fisik bangunan, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan masyarakat di sekitar situs, agar mereka turut memiliki peran aktif dalam menjaga warisan budaya," ujarnya.

Pengembangan Lanskap Hadirkan Pengalaman Budaya Menyeluruh

Menteri Kebudayaan Fadli Zon meresmikan hasil pemugaran sekaligus meletakkan batu pertama pengembangan lanskap kawasan. Menbud Fadli menegaskan, penataan lanskap mulai dari pintu masuk dan area parkir tidak sekadar menata fisik, tetapi juga memulihkan pengalaman budaya bagi pengunjung. "Agar setiap orang yang datang tidak hanya melihat candi, tetapi memahami cara hidup yang membangun candi ini," jelasnya.

Fadli Zon menekankan bahwa Candi Plaosan merupakan lanskap budaya utuh, yang memperlihatkan interaksi harmonis antara manusia, alam, dan nilai spiritual. Dikelilingi sungai, sawah, permukiman tradisional, Gunung Merapi di utara, dan Pegunungan Breksi di selatan, Plaosan menjadi contoh kearifan ekologis dan tata hidup budaya leluhur Indonesia. "Plaosan menunjukkan bahwa Indonesia adalah mega-diversity, bukan hanya dari sisi biologi tetapi dari kearifan ekologis dan tata hidup budaya," ujar Menbud.

Keunikan kawasan ini juga terletak pada perpaduan Hindu dan Buddha di satu area, mencerminkan peradaban besar yang lahir dari dialog dan penghormatan terhadap keberagaman. "Pembangunan Plaosan yang menggabungkan peran Rakai Garung, Rakai Pikatan, dan Sri Kahulunan menjadi bukti bahwa peradaban besar di Nusantara lahir dari perjumpaan, dialog, dan penghormatan terhadap keberagaman," tutur Menbud.

Kolaborasi Lintas Sektor Dorong Pelestarian Budaya

Peresmian pemugaran juga dihadiri Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Febrina Intan, serta pejabat tinggi Kementerian Kebudayaan lainnya. Menbud Fadli menekankan bahwa pelestarian budaya memerlukan kolaborasi lintas sektor—pemerintah, akademisi, masyarakat lokal, dan generasi muda.

Fadli Zon menjelaskan, pemugaran Candi Plaosan Lor merupakan implementasi Pasal 32 UUD 1945, yang menekankan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia. Proses pemugaran meliputi kajian, konservasi, dan rekonstruksi, sehingga keutuhan dan keindahan kawasan tetap terjaga serta memiliki manfaat edukatif, spiritual, dan wisata budaya bagi masyarakat.

"Pemajuan kebudayaan selalu memerlukan kolaborasi: pemerintah, akademisi, masyarakat lokal, dan generasi muda. Seperti Plaosan lahir dari sinergi dua peradaban, pelestariannya juga harus lahir dari sinergi zaman ini," tegas Menbud.

Harmoni Hindu-Buddha Menjadi Daya Tarik Edukatif

Candi Plaosan Lor diperkirakan dibangun pada abad ke-9 oleh Raja Rakai Pikatan dan Sri Kahulunan dari Kerajaan Medang, atau dikenal juga sebagai Kerajaan Mataram Kuno. Kawasan candi terdiri dari lebih dari 174 candi kecil dan besar dengan arsitektur Jawa Tengah khas. Dua candi utamanya, Plaosan Lor dan Plaosan Kidul, memukau pengunjung dengan relief dan ornamen yang menggambarkan kehidupan masyarakat masa lalu serta kisah Ramayana dan Mahabharata.

Keunikan Candi Plaosan terletak pada perpaduan gaya arsitektur Hindu dan Buddha yang harmonis, tercermin dalam bentuk bangunan, arca, dan relief yang menceritakan nilai spiritual dan budaya masa lalu. Keindahan simbol-simbol dan ukiran pada batu-batu candi menghadirkan pengalaman yang kaya edukasi dan estetika bagi pengunjung.

Mengunjungi Candi Plaosan memberikan sensasi religius dan sejarah yang kental. Keanggunan struktur, terutama Candi Plaosan Lor yang lebih besar, menyuguhkan pengalaman tak terlupakan bagi pecinta seni, sejarah, dan budaya. Pemugaran dan pengembangan kawasan ini diharapkan semakin meningkatkan pemahaman pengunjung tentang warisan budaya Nusantara dan memperkuat kesadaran akan pentingnya pelestarian sejarah bangsa.

Terkini

Parfum Alfamart Pria Terbaik Paling Wangi dan Tahan Lama

Senin, 27 Oktober 2025 | 21:37:56 WIB

3 Jenis Tabungan BRI Tanpa Potongan, Bebas Biaya Admin

Senin, 27 Oktober 2025 | 21:37:56 WIB

AdaKami Ilegal atau Tidak? Inilah Fakta Terbaru 2025

Senin, 27 Oktober 2025 | 21:37:55 WIB

2 Cara Refund Barang di Shopee yang sudah Diterima

Senin, 27 Oktober 2025 | 21:37:55 WIB