JAKARTA - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk.
(TUGU) melalui unit usaha syariah (UUS) mencatat lonjakan minat nasabah terhadap produk asuransi kecelakaan diri untuk perjalanan umrah dan haji. Mayoritas nasabah berada di rentang usia 20–45 tahun, usia produktif yang aktif melakukan perjalanan ibadah.
Direktur Pemasaran Tugu Insurance, Ery Widiatmoko, mengatakan, “Berdasarkan data yang dimiliki oleh Tugu Insurance, saat ini tren untuk produk asuransi ini mayoritas digunakan untuk segmen pada usia produktif 20—45 tahun,”.
Meningkatnya perjalanan umrah dan haji menjadi faktor utama pertumbuhan produk ini. Tugu Insurance menyikapi tren ini dengan menawarkan layanan yang mudah diakses dan ramah bagi generasi muda.
Strategi Menjangkau Nasabah Produktif
Meski permintaan tinggi, Ery mengakui tantangan terbesar adalah menjangkau konsumen secara langsung melalui platform yang mudah digunakan. Selain itu, daya beli masyarakat yang dinilai masih terbatas menjadi hambatan dalam penetrasi pasar.
“Kerja sama dengan pihak ketiga yang masuk dalam ekosistem pembelian umrah mandiri menjadi alternatif pemasaran yang efektif,” tambah Ery. Strategi ini memungkinkan Tugu Insurance menjangkau nasabah yang membeli paket umrah secara mandiri dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya proteksi finansial.
Peluang dari Kebijakan Umrah Mandiri
Kementerian Haji dan Umrah telah melegalkan Umrah mandiri melalui UU Nomor 14/2025 tentang Perubahan Ketiga UU 8/2019. Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi perusahaan asuransi untuk lebih dekat dengan nasabah dan meningkatkan penetrasi produk asuransi perjalanan.
Ery menilai, “Izin umrah mandiri bisa menjadi peluang positif karena memicu kesadaran akan pentingnya perlindungan, termasuk risiko kecelakaan, penyakit, atau pembatalan perjalanan.” Dengan regulasi baru, Tugu Insurance dapat lebih proaktif dalam menawarkan layanan yang sesuai kebutuhan pelanggan.
Kinerja Keuangan Tugu Insurance Tetap Solid
Hingga 31 Oktober 2025, Tugu Insurance mencatat premi bruto Rp5,08 triliun, meningkat 11,16% YoY dari Rp4,57 triliun. Sementara itu, klaim bruto tercatat Rp779,4 miliar, turun tipis 0,42% YoY. Laba setelah pajak naik 7,98% YoY menjadi Rp536,32 miliar.
Ery menekankan, keberhasilan ini tak lepas dari strategi perusahaan yang menekankan kemudahan akses, kerja sama dengan pihak ketiga, serta layanan nasabah yang responsif. Pertumbuhan ini sekaligus menegaskan bahwa segmen usia produktif menjadi target potensial untuk asuransi perjalanan ibadah.
Arah Perusahaan ke Depan
Tugu Insurance optimistis dengan pertumbuhan nasabah muda dan tren perjalanan umrah serta haji mandiri. Perusahaan berencana terus memperkuat ekosistem digital dan kemitraan strategis untuk menjangkau lebih banyak nasabah.
“Kami percaya pendekatan inovatif melalui platform yang mudah diakses akan membuat produk asuransi lebih relevan bagi generasi muda, sekaligus mendorong kesadaran akan pentingnya proteksi finansial saat melakukan perjalanan ibadah,” pungkas Ery.