Park Hang-seo

Park Hang-seo Dinilai Tepat Gantikan Kluivert di Timnas Indonesia

Park Hang-seo Dinilai Tepat Gantikan Kluivert di Timnas Indonesia
Park Hang-seo Dinilai Tepat Gantikan Kluivert di Timnas Indonesia

JAKARTA - Kursi pelatih Timnas Indonesia kini tengah kosong setelah PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert. Kegagalan pelatih asal Belanda itu membawa Skuad Garuda tampil kompetitif di level internasional membuat federasi harus bergerak cepat mencari pengganti yang tepat.

Kluivert tidak berhasil meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026, setelah timnya kalah dua kali berturut-turut di ronde keempat kualifikasi zona Asia—masing-masing dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1).

Ditunjuk pada Januari 2025 menggantikan Shin Tae-yong, Kluivert hanya memimpin Indonesia dalam delapan pertandingan di berbagai ajang. Kini, setelah dua pekan tanpa pelatih kepala, publik sepak bola Tanah Air mulai ramai membicarakan nama-nama calon suksesor, dan salah satu yang paling banyak disebut adalah Park Hang-seo.

Karakter dan Filosofi Mirip Shin Tae-yong

Nama Park Hang-seo mencuat setelah dua mantan pemain Timnas Indonesia, Hamka Hamzah dan Supriyono Prima, menilai bahwa pelatih asal Korea Selatan tersebut memiliki karakter dan filosofi kerja yang mirip dengan Shin Tae-yong—sosok yang sebelumnya sukses membangun fondasi kuat di Timnas Indonesia.

“Kalau untuk kembalikan Shin Tae-yong, kita harus berpikir bahwa jika dia gagal kasihan juga. Untuk itu, Park Hang-seo hampir sama dengan STY, dan belum pernah melatih Timnas Indonesia,” kata Hamka Hamzah dalam Podcast Jebreeet Media belum lama ini.

Menurut Hamka, Park merupakan sosok yang tegas, disiplin, dan memiliki pendekatan kerja yang sangat sistematis—karakteristik yang membuat Shin Tae-yong sebelumnya mampu mentransformasi Timnas Indonesia menjadi lebih kompetitif.

“Dia sempat digembor-gemborkan akan menggantikan STY. Kemampuan yang dimiliki STY juga ada di Park Hang-seo,” lanjut mantan bek Timnas yang memiliki 32 caps tersebut.

Etos Kerja dan Kepiawaian Membentuk Tim Muda

Senada dengan Hamka, Supriyono Prima juga memuji Park Hang-seo sebagai pelatih berpengalaman dengan etos kerja tinggi dan kemampuan luar biasa dalam membina pemain muda.

Bukti nyata kepiawaian Park terlihat saat ia melatih Vietnam. Bersama The Golden Star, pelatih berusia 68 tahun itu mempersembahkan sederet prestasi bergengsi: juara Piala AFF 2018, medali emas SEA Games 2019 dan 2021, serta melangkah hingga perempat final Piala Asia 2019.

Tak hanya di level senior, di kategori usia muda pun Park menunjukkan tangan dinginnya. Ia sukses membawa Vietnam U-23 menjadi runner-up Piala Asia U-23 2018 dan menembus semifinal Asian Games 2018.

“Alasannya bagi saya adalah karena satu etos kerja, yang kedua adalah development usia muda yang bisa bersinergi untuk Timnas Indonesia ke depannya lebih kukuh,” ujar Supriyono Prima.

Kehadiran Park, menurut Supriyono, bisa melanjutkan fondasi yang telah dibangun oleh Shin Tae-yong. Ia menilai gaya melatih Park yang disiplin dan detail akan cocok dengan karakter pemain Indonesia yang energik dan cepat beradaptasi.

Jejak Rekam Mengagumkan Bersama Vietnam

Sepanjang kariernya di Vietnam, Park Hang-seo dikenal sebagai figur revolusioner. Ia mengubah wajah sepak bola Vietnam dari tim yang kerap menjadi “penggembira” di kawasan Asia Tenggara menjadi kekuatan yang disegani di Asia.

Di bawah asuhannya, Vietnam tampil dengan organisasi permainan yang rapi, pertahanan kokoh, dan transisi cepat—ciri khas yang membuat timnya sering kali mampu mengimbangi bahkan mengalahkan lawan yang lebih kuat.

Dalam 53 laga yang dipimpinnya untuk Vietnam senior, Park mencatat 26 kemenangan, 12 hasil imbang, dan 15 kekalahan—rekor yang menunjukkan konsistensi luar biasa.

Tak heran, kiprahnya di kancah Asia membuat banyak pengamat dan mantan pemain Indonesia menilai Park sebagai kandidat paling potensial untuk menahkodai Garuda.

Kini Jadi Petinggi di Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan

Setelah mengakhiri masa baktinya bersama Vietnam pada awal 2024, Park Hang-seo tidak meninggalkan dunia sepak bola. Ia kini aktif di Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) dengan jabatan sebagai Wakil Presiden KFA.

Menariknya, posisi itu juga diemban oleh Shin Tae-yong, meski keduanya memiliki lingkup tugas yang berbeda. Keduanya masih berperan dalam pengembangan sepak bola Asia, khususnya dalam hal pembinaan dan peningkatan kualitas pelatih di level nasional.

Keterlibatan Park di KFA memperlihatkan betapa tinggi kepercayaan yang diberikan kepadanya dalam dunia kepelatihan. Ia tak hanya berpengalaman di lapangan, tetapi juga memahami struktur organisasi dan pengembangan sepak bola modern—sebuah modal penting jika nantinya dipercaya menangani Timnas Indonesia.

Harapan untuk Masa Depan Timnas Indonesia

Nama Park Hang-seo menjadi simbol harapan baru bagi penggemar sepak bola Tanah Air. Dengan latar belakang suksesnya di Vietnam dan gaya kepemimpinan yang kuat, ia dianggap mampu membawa Indonesia kembali bersaing di level Asia.

Banyak pihak berharap, siapa pun pelatih yang nantinya dipilih oleh PSSI, dapat meneruskan semangat kerja keras dan kedisiplinan yang sudah ditanamkan oleh Shin Tae-yong.

Bagi Hamka Hamzah dan Supriyono Prima, sosok seperti Park Hang-seo adalah figur yang paling tepat untuk melanjutkan tongkat estafet tersebut. Ia bukan hanya punya pengalaman, tetapi juga visi jangka panjang untuk membangun tim nasional yang tangguh dari level usia muda hingga senior.

Jika benar Park bersedia menerima tantangan ini, Timnas Indonesia berpotensi memasuki era baru—era yang tak hanya berfokus pada hasil instan, tetapi juga pembangunan sistem sepak bola yang berkelanjutan.

Dengan pengalaman, etos kerja, dan karakter yang mirip Shin Tae-yong, Park Hang-seo dinilai sebagai sosok yang ideal untuk membawa Timnas Indonesia menuju babak baru kebangkitan. Di tengah kekosongan kursi pelatih, harapan publik kini tertuju padanya sebagai figur yang mampu memadukan kedisiplinan Asia dengan semangat juang Garuda.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index